Hallo...
Selama dua hari ke depan saya akan menampilkan postingan tamu dari Frida @ The Reveter dalam rangka BBI Share The Love.
---------------------------------------------------------
Saya selalu merasa bahwa genre fiksi favorit saya salah satunya adalah fantasi. Namun setelah mengubek-ubek rak Goodreads saya, ternyata bisa dibilang, buku fantasi yang sudah saya baca nggak banyak. Saya saja belum pernah baca satu pun novel J. R. R. Tolkien, C. S. Lewis, Rick Riordan, Cassandra Clare, dan banyak lagi.
Bisa-bisanya saya menobatkan diri sebagai penggemar novel fantasi >_<. Mungkin sejak suka baca Harry Potter sih, saya jadi pede merasa bahwa sudah seharusnya fantasi jadi favorit saya LOL. Tapi memang saya suka fantasi dan surealisme, karena itu seperti pintu menuju dunia lain tempat saya bisa melarikan diri dari dunia saya yang begini-begini aja. Hmm, kadang-kadang dunia saya kasih kejutan, sih. Tapi, kan nggak bakal saya bisa ketemu griffin, unicorn, monster, dll, di dunia beneran ini.
Genre fantasi terdiri dari beberapa sub-genre, yang lebih baik nggak usah saya jelasin, soalnya sebenarnya saya juga nggak terlalu concerned pada sub-subgenre itu, dan saya juga nggak mau sok tahu. Kalau ingin tahu lebih lanjut tentang subgenre tersebut, kamu baca di situs Goodreads (baca disini) atau portal PNFI (baca disini). Nah, terus sekarang saya mau ngapain, dong? Baiklah, saya akan membagikan beberapa buku fantasi yang pernah saya baca dan jadi favorit saya.
Novel Fantasi yang Saya Kasih Rating 5 di Goodreads
Resensi saya bisa dibaca disini.
Ini buku pertama dari seri A Song of Ice and Fire. Sejauh ini ada tujuh buku, dan saya baru baca yang pertama. Mengapa saya belum baca yang kedua dan seterusnya, kalau buku ini salah satu favorit saya? Tak lain, karena setelah baca A Game of Thrones, saya langsung nonton film serinya (terakhir sampai season 6), terlalu menikmati life action dengan segala kekerenan efek visual dan aktingnya. Namun bagaimana pun juga, selalu ada hal-hal dalam buku yang tidak bisa di-"film"-kan.
Buku ini termasuk subgenre high fantasy, dengan kata lain, kisah berlangsung dalam dunia yang benar-benar sekunder, bukan dunia nyata. Saga bikinan George R. R. Martin ini benar-benar "raksasa" dalam artian, setting-nya luas sekali, tokohnya banyak, alur ceritanya rumit, twist-nya sangat banyak. Mungkin seperti Lord of The Rings (saya pernah baca artikel di internet bahwa George memang terinspirasi oleh LOTR), atau dalam hal banyaknya tokoh dan rumitnya alur, mungkin seperti Cantik Itu Luka-nya Eka Kurniawan.
Kalau kamu pengin baca novel fantasi yang amat kompleks, penuh intrik politik, heroik, penuh makhluk ajaib, agak dark, dengan beberapa tokoh perempuan yang kuat (sok feminis banget), mungkin kamu akan suka buku ini.
2. A Monster Calls - Patrick Ness
Resensi saya bisa dibaca disini.
Buku ini berkisah tentang Connor, yang berusaha menerima kenyataan bahwa ibunya bisa saja meninggal tak lama lagi akibat kanker. Suatu malam, ia didatangi monster yang menjelma dari pohon yew di belakang rumahnya. Yang jadi favorit saya adalah bagaimana Patrick Ness berhasil menggambarkan tekanan batin yang dialami Connor secara menyentuh tapi tanpa soo dramatis, dengan melibatkan unsur fantastis yang dia jadikan alegori (semacam alegori yang bisa kamu temui di Lelaki Harimau atau Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, keduanya oleh Eka Kurniawan). Monster itu adalah alegori dari kemarahan terpendam Connor. Novel ini sempat bikin saya menangis. Oh iya, yang bikin saya makin terkesan adalah ilustrasinya (karya Jim Kay) yang keren dan nge-blend banget dengan cerita.
Kalau kamu pengin baca buku fantasi remaja yang tidak terlalu fantasi dan mengusung makna mendalam di balik unsur fantastisnya, ditambah dengan ilustrasi yang indah, mungkin kamu bakal suka buku ini.
3. Misteri Soliter - Jostein Gaarder
Genre fantasi dan misteri kadang memang saling tumpang-tindih. Salah satu contohnya adalah novel ini. Tidak seperti Dunia Sophie, yang secara eksplisit berisi pelajaran filsafat, Misteri Soliter ini mengajak saya bertualang bersama Hans Thomas, menyingkap misteri menghilangnya sang ibu, dan dibikin terkesima oleh si Joker, hingga tidak sadar kalau kita sedang diajak belajar filsafat. Seperti di Dunia Sophie dan Dunia Anna, novel ini juga punya alur cerita di dalam cerita. Saking overwhelmed-nya, saya sampai nggak sanggup nulis resensinya (alasan doang, padahal aslinya males).
Kalau kamu tertarik belajar filsafat dengan cara yang asyik dan penuh petualangan, mungkin kamu bakal suka buku ini.
4. The Host – Stephenie Meyer
Selain sering bertumpang-tindih dengan genre misteri, fantasi juga sering beririsan dengan genre sci-fi, seperti yang terjadi di novel ini. Mungkin bisa dibilang juga kalau ini fantasy-romance. Saya pernah baca Twilight dan cuma beberapa lembar, lalu saya baca The Host, dan Twilight seolah jadi bukan apa-apa (maaf buat para penggemar Twilight saga). Buku ini juga sudah pernah difilmkan tahun 2013.
Ceritanya, bumi diinvasi oleh semacam alien. Uniknya, alien ini tidak bertubuh. Mereka mengambil alih pikiran manusia. Tokoh utama The Host, Melanie Stryder, menolak pikirannya dijajah oleh Wanderer, si alien itu. Nah, jadilah ada dua suara dalam pikiran Melanie. Melalui kilasan-kilasan memori Mel, tentang Jared--lelaki yang dicintai Mel, dan tentang orang-orang yang masih belum diinvasi oleh alien, Wanderer jadi berpihak dengan Mel dan jatuh cinta pada Jared. Mereka lalu memutuskan untuk mencari Jared.
Kalau kamu pengin baca fantasi yang berbalut sci-fi sekaligus ada romance-nya dengan perpaduan yang pas dan penuh aksi, mungkin kamu akan suka novel tebal ini. (Yeah, tebal, dan itu salah satu faktor yang bikin saya suka. Kayak A Game of Thrones, tebal dan memuaskan.)
5. The Little Prince - Antoine de Saint-Exupery
Buku untuk orang dewasa yang dikamuflasekan dalam bentuk cerita anak. Berkisah tentang Antoine de Saint-Exupery yang dalam petualangannya menjadi pilot pesawat, terdampar di Gurun Sahara karena ada kerusakan mesin. Lalu tiba-tiba seorang pangeran kecil mendatanginya dan minta dibikinkan gambar kambing. Antoine, yang waktu kecil pernah menggambar ular dengan gajah di perutnya dan orang-orang dewasa mengira itu gambar topi, sangat senang ketika gambarnya (kotak berisi kambing yang tak kelihatan) diapresiasi oleh si Pangeran Kecil. Mereka menghabiskan waktu berdua dan Pangeran Kecil menceritakan tentang asteroid tempatnya tinggal, tentang sang Mawar, perjalanannya ke luar angkasa, hingga sampai di Bumi dan bertemu Serigala serta Ular.
Kisah ini mengajarkan saya untuk selalu berusaha mengabadikan sosok anak kecil dalam diri saya. Anak kecil yang selalu ingin tahu, berpikiran terbuka, dan percaya bahwa hal yang esensial itu adalah yang tidak terlihat oleh mata.
6. Judul Buku Ini Rahasia - Pseudonymous Bosch
Resensi saya bisa dibaca disini.
Buku ini merupakan semacam serendipity bagi saya. Saya beli di sebuah acara obral buku, dan semata-mata tertarik oleh judul, cover, dan blurb-nya. Penasaran abis. Nggak tahunya, buku ini jadi salah satu favorit saya.
Tokoh utamanya adalah dua orang anak, Cass dan Max Ernest, yang terlibat dalam sebuah rahasia, yang membawa mereka ke dalam sebuah petualangan seru. Buku inilah yang pertama kali mengenalkan saya pada "sinestesia". Cara berceritanya juga unik.
7. The Hunger Games trilogy - Suzanne Collins
Resensi saya bisa dibaca disini.
Trilogi ini termasuk subgenre fantasi-distopia, young-adult juga. Sayangnya, film Mockingjay mengecewakan. Padahal bukunya penuh suspense, tapi filmnya sangat kurang menegangkan.
---------------------------------------------------------
Wah... membaca postingan dari Frida saya jadi bersemangat untuk membongkar kembali timbunan di lemari dan mencari The Host - Stephanie Meyer. Itu buku sudah lama banget dibeli tapi... disimpen karena tebalnya luar binasa >.<
Wah, aku setuju banget yang soal Misteri Soliter. Secara nggak langsung, kita bisa belajar filsafat dari sana.
ReplyDelete