Sub Judul : -
Serial : -
Penulis : Petronela Putri
Penerbit : Grasindo
Tahun Terbit : Oktober 2014 (pertama kali terbit pada Oktober 2014)
Tebal : 216
ISBN : 9786022517214
Genre : Contemporary Romance
Format : ebook
Status : pinjam di iJakarta
Blurb: "Serupa waktu, isi hati manusia termasuk hal yang paling sulit diterka.”
Mei tidak penah menyangka bahwa seluruh kehidupan berubah setelah sang ayah pergi untuk selamanya. Dari catatan-catatan ditemukan di laci meja kerja, kenangan masa lalu, dan sebuah foto serta gambaran mengenai kalung bandul yang terus memenuhi pikirannya–gadis itu memulai perjalanan baru menuju kota masa kecil ayahnya.
Hal-hal baru pun terkuak, yang membuat semua kebahagiaan dan tawa terasa begitu palsu. Banyak cerita yang ternyata tidak ia ketahui.
Tentang seorang perempuan di masa lalu.
Tentang cerita cinta yang tak pernah padam.
Dan sebuah rahasia, yang berusaha disimpan rapat-rapat.
Review
Saat sedang membereskan benda-benda peninggalan Papa yang baru saja meninggal, Mei menemukan sebuah jurnal berisi catatan dan foto yang disimpan Papa. Ada satu nama yang kerap mengisi jurnal tersebut. Seorang perempuan bernama Mei Lie. Penemuan itu sangat mengagetkan Mei karena selama ini dirinya melihat kalau Papa dan Mama adalah pasangan yang harmonis, yang selalu saling mendukung, bagaimana mungkin kalau ternyata selama in Papi mencintai perempuan lain.
Penasaran ingin mencari keberadaan Mei Lie, Mei memutuskan untuk datang langsung ke Padang. Kepada Mama Mei berkata kalau ia sedang ada liputan ke sana. Iya, profesi Mei seorang jurnalis. Kepergian ke Padang juga salah satu cara Mei untuk mengambil jeda dari hubungannya bersama Prima, kekasihnya yang selalu sibuk pada kerjaan. Yang saking sibuk Prima sampai tidak menghadiri pemakaman Papa.
Di Basko Grand Mall, Mei bertemu dengan Malvin, cowok Cina Padang yang sempat bekerjasama dengan Mei di Jakarta. Malvin datang ke mall itu bersama ibunya yang punya nama mirip dengan Mei. Hal yang paling membuat Mei penasaran pada sosok Ibu Malvin adalah giok yang dipakai si ibu mirip dengan giok yang ada di foto yang terselip di jurnal Papa.
My Thought
Bingkai Memori ini kental banget dengan aura Padangnya. Mput sebagai penulis cukup banyak menuliskan informasi tentang kota Padang dan tempat wisatanya tanpa terkesan asal nyaplok. Semua diatur dengan rapi. Bahkan untuk informasi suatu kelenteng. Alurnya disusun rapi dengan tokoh-tokoh yang tak terlalu banyak sehingga tak membuat pusing. Twist akhir cerita cukup sukses membuat saya bengong.
Mput juga memasukkan sedikit hal pribadinya di buku ini. Boneka dari kartun terkenal bernama Shaun The Sheep yang biasa dipanggil Mput dengan sebutan Blekbebi ikut nampil di buku ini meski hanya numpang lewat. Tapi saya suka. Suka sama si Blekbebi itu *cium si sheep di rumah*
Entah Mput terlalu sering naik pesawat atau dirinya memang hapal beneran dengan ucapan para flight attendant, tapi kalimat khas yang diucapkan flight attendant ketika pesawat sudah mendarat itu amat sangat akurat. Saat membacanya seolah-olah saya memang berada di dalam pesawat dan mendengar flight attendant mengucapkannya.
Yah... yang pasti sih selesai membaca buku ini entah mengapa saya jadi kangen Ayah :'(
Favorite Quotes
"Tidak ada yang benar-benar memahami perasaan seseorang ketika menghadapi kemalangan hidup kecuali mereka memang pernah merasakan hal sama, sebelumnya." (hal. 2)
"Berjalanlah sejauh mungkin. Tapi tetap ingat bahwa setiap perjalanan selalu butuh rumah untuk pulang." (hal. 60)
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkomentar. Komentar sengaja dimoderasi untuk menghindari spam.