Sub Judul : -
Serial : -
Penulis : Anisa Maryanti
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : April 2015 (pertama kali terbit pada April 2015 )
Tebal : 184
ISBN : 9786020315508
Genre : Young Adult
Format : ebook
Status : pinjam di iJakarta
Blurb : Nara
Aku membenci Ayah. Lelaki itu menikahi Ibu tanpa cinta.
Setiap Nara mengetahui orangtuanya bertengkar, Nara selalu dibelikan es krim oleh ibunya. Sejak itu, es krim menjadi obat bagi segala kejadian buruk yang menimpa Nara. Bahkan ketika ibu dan kakaknya, Alvin, meninggal.
Yoza
Mengapa wajah itu selalu terlihat sedih? Mengapa dia begitu membenciku?
Yoza tidak mengerti, Nara begitu sulit untuk didekati. Sejak pertemuan pertama, Nara selalu bersikap dingin. Sikap itu semakin menjadi ketika Nara bertemu mama Yoza.
Review
Pertama kali Yoza melihat Nara ketika mereka sama-sama berada dalam bis menuju sekolah. Nara menawarkan tempat duduknya pada gadis berponi itu. Sejak saat itu Yoza selalu mengikuti kemana pun Nara pergi. Termasuk menjadi pelanggan tetap di restoran tetap saji tempat Nara bekerja sebagai pelayan paruh waktu.
Awalnya Nara tak peduli pada Yoza. Nara juga tak peduli pada apa atau siapa pun. Kepeduliannya sudah mati ketika ibu dan kakaknya meninggal karena kecelakaan. Nara juga menyimpan dendam pada Ayah karena Ayah tak pernah peduli padanya dan Alvin, Ayah juga suka membuat ibu menangis. Ayah tak pernah mencintai Ibu karena Ayah jatuh cinta pada perempuan lain sejak lama.
Perempuan yang dicintai Ayah adalah ibu dari Yoza. Dan ketika Nara mengetahui hal tersebut ia menjadi membenci Yoza. Tapi Yoza bukan sembarangan cewek, ia tetap setia menemani Nara meski Nara tak pernah peduli padanya. Satu hal yang membuat Nara menjadi goyah menghadapi Yoza adalah ketika gadis itu menawarkan es krim strawberry pada Nara. Seperti yang selalu dilakukan Ibu kepada Nara dan Alvin dulu.
My Thought
Another teenlit yang punya cerita ringan banget. Yang saking ringannya bikin saya jadi kesel setengah mati karena tipis banget bukunya. Ceritanya juga nanggung banget, bikin gregetan jadinya. Buku ini beralur maju mundur dengan tidak menyisakan bagian "kosong" kecuali pada akhir cerita. Penokohannya juga tidak banyak. Masing-masing tokoh punya adil dalam cerita sekecil apa pun itu. Tapi ya ituuuuuuu... terlalu tipis bukunya >.<
Favorite Quotes
"Es krim itu obat segala kesedihan." (hal. 45)
"Bukan kenyataan yang membuat kita menderita, tapi pilihan untuk tidak mau menerima kenyataanlah yang membuat kita menderita." (hal. 150)
Rating
- Rating Cerita : 3/5
- Rating Sensualitas : 1/5
- Rating Cinta Segitiga : 1/4
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkomentar. Komentar sengaja dimoderasi untuk menghindari spam.