Sub Judul : -
Serial : Kembar Dizigot #2
Penulis : Netty Virgiantini
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Maret 2015 (pertama kali terbit pada Maret 2015)
Tebal : 200
ISBN : 9786020313979
Genre : Young Adult
Format : ebook
Status : pinjam di iJakarta
Blurb : Nadhira stres berat ketika pergelangan tangan kanannya cedera akibat ulah Kemal, si Onta Padang Pasir! Ke mana-mana ia harus menggendong tangannya yang dibalut slab gips. Apa-apa pun harus dibantu. Yang lebih menyakitkan, Ayah melarangnya pacaran dengan Narotama, dan kesempatan itu justru dimanfaatkan oleh kembarannya, Bashira, untuk mendekati cowok yang sama-sama mereka sukai itu. Nggak fair! Dasar saudara kembar pengkhianat! Mentang-mentang Bashira lebih cantik dan lebih pintar, ya?
Ketika tangannya sembuh, Nadhira semakin galau mendapati kenyataan ia tak bisa menggambar seperti dulu lagi. Arggh… ternyata begini risikonya jatuh cinta, cemburu, patah tangan sekaligus patah hati kuadrat. Sakitnya nggak cuma di sini—menunjuk dada—tapi di mana-mana.
Untung ada anak-anak “Pintu Belakang” yang terus menyemangati Nadhira berlatih. Hingga akhirnya ia punya kesempatan membalas dendam lewat ilustrasi di majalah sekolah. Ia bertekad membuat Bashira dan Narotama bertekuk lutut!
Setelah mengalami kejadian yang menyebabkan tangan kanannya patah, Dhira terpaksa menggunakan gips setiap saat. Di rumah Ayah pun marah besar pada Dhira. Di sekolah hubungan Dhira dan Tama pun berakhir. Saat akhirnya gips Dhira dibuka, ia menemukan masalah lain. Tangannya tak lagi luwes digunakan sehingga ia sulit untuk menggambar.
Dhira frustasi. Ia tak bisa menggambar lagi, Tama tak lagi bersamanya. Yang tetap menyebalkan hanyalah Kemal dan Dhira semakin membencinya. Hanya anak-anak Kelompok Pintu Belakang yang setia menyemangati Dhira. Mereka bahkan menghadiahkan sepaket buku cara menggambar pada Dhira.
Pelan-pelan dengan bantuan buku yang diberikan anak-anak Kelompok Pintu Belakang dan petuah dari guru BP, Dhira mulai percaya diri untuk mulai mempelajari dunia menggambar dengan semakin serius. Hanya saja di rumah keadaan semakin berbeda. Setelah dilarang Ayah untuk dekat dengan Tama, kini malah Shira yang pacaran dengan Tama. Bahkan Tama setia menggantar Shira pulang yang menyebabkan Dhira patah hati dan makin menggalau.
Dhira frustasi. Ia tak bisa menggambar lagi, Tama tak lagi bersamanya. Yang tetap menyebalkan hanyalah Kemal dan Dhira semakin membencinya. Hanya anak-anak Kelompok Pintu Belakang yang setia menyemangati Dhira. Mereka bahkan menghadiahkan sepaket buku cara menggambar pada Dhira.
Pelan-pelan dengan bantuan buku yang diberikan anak-anak Kelompok Pintu Belakang dan petuah dari guru BP, Dhira mulai percaya diri untuk mulai mempelajari dunia menggambar dengan semakin serius. Hanya saja di rumah keadaan semakin berbeda. Setelah dilarang Ayah untuk dekat dengan Tama, kini malah Shira yang pacaran dengan Tama. Bahkan Tama setia menggantar Shira pulang yang menyebabkan Dhira patah hati dan makin menggalau.
My Thought
Dalam buku kedua ini penulis lebih menekankan pada emosi para karakternya. Dibanding buku pertama yang cenderung datar di buku ini pembaca bisa merasakan karakter pada tokohnya. Ada juga proses pembelajaran hidup yang terdapat dalam buku ini yang menyebabkan akhir cerita para tokohnya menjadi jauh lebih dewasa dibandingkan pada awal cerita di buku pertama.
Meski begitu cerita dalam buku ini tetap dikemas dengan ringan dan sesuai dengan remaja. Untuk para remaja buku ini bisa menjadi konsumsi yang tepat tanpa ada embel-embel adegan sok dewasa dalam buku ini. Adegan sok dewasa yang saya maksud adalah adegan ciuman atau yang berhubungan intim dengan lawan jenis.
Meski begitu cerita dalam buku ini tetap dikemas dengan ringan dan sesuai dengan remaja. Untuk para remaja buku ini bisa menjadi konsumsi yang tepat tanpa ada embel-embel adegan sok dewasa dalam buku ini. Adegan sok dewasa yang saya maksud adalah adegan ciuman atau yang berhubungan intim dengan lawan jenis.
Rating
- Rating Cerita : 3/5
- Rating Sensualitas : 1/5
- Rating Cinta Segitiga : 2/5
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkomentar. Komentar sengaja dimoderasi untuk menghindari spam.