Judul : Zona @ Tsunami
Sub Judul : -
Serial : Trilogi Zona #1
Penulis : Dewie Sekar
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : pertama kali terbit pada September 2005
Tebal : 384
ISBN : 9789792216257
Genre : Contemporary Romance
Format : paperback
Status : punya sendiri
Lokasi Cerita : Jakarta, Banda Aceh, Singapura
Rating : 3/5
Sub Judul : -
Serial : Trilogi Zona #1
Penulis : Dewie Sekar
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : pertama kali terbit pada September 2005
Tebal : 384
ISBN : 9789792216257
Genre : Contemporary Romance
Format : paperback
Status : punya sendiri
Lokasi Cerita : Jakarta, Banda Aceh, Singapura
Rating : 3/5
Blurb : Mutiara yang copy writer dan Zona yang art director bekerja di perusahaan periklanan yang sama di Jakarta. Keduanya saling naksir, tapi sama-sama sok jaim. Mutia selalu bete menghadapi Zona yang selengekan, sementara Zona sering gondok dengan sikap Mutia yang dianggapnya superjutek.Menjelang akhir tahun 2004, LSM tempat Zona menjadi anggota gerakan pelestarian alam menugasinya menyelidiki suatu proyek yang sedang berlangsung di Taman Nasional Gunung Leuser, NAD. Zona pergi ke Banda Aceh, tapi sebelum ia melanjutkan perjalanan menuju Leuser, datang musibah mahahebat tsunami. Zona lenyap tanpa kabar, tanpa jejak.Mutia menanggalkan ke-jaim-annya dan nekat berangkat ke Banda Aceh yang porak-poranda. Ia bahkan mengais-ngais tumpukan jenazah demi menemukan Zona. Ketegaran Mutia menumbuhkan simpati Dr. Sakti, ahli bedah muda yang rela putus dengan pacarnya demi menjadi "relawan abadi" bagi para korban tsunami. Tepat di pusat bencana, Dr. Sakti berjuang membunuh rasa kasmarannya terhadap Mutia dan justru ikut membantu mencari Zona.Apa yang sebenarnya telah menimpa Zona? Masih selamatkah dia? Ataukah Zona sudah tewas juga? Sampai kapan Mutia akan bertahan mencarinya?Romantis dan menyentuh. Zona Tsunami membuktikan bahwa kisah yang berlatar belakang peristiwa pahit---gempa bumi dan tsunami di NAD---tidak membuat penulisnya tenggelam dalam kecengengan. Gaya berceritanya lincah dan mengalir, dengan humor segar yang sering muncul pada saat-saat yang tak terduga.- Najwa Shihab, jurnalis televisi
Review
Mutiara "Mutia" Khairunissa naksir pada teman sekantornya Zona Dwiputra. Tapi untuk menutupi rahasia tersebit, Muti berlagak sebagai cewek super jutek bila berhadapan dengan Zona. Zona sendiri pun bersikap tak kalah menyebalkan pada Muti.
Menjelang akhir tahun 2004 Zona berangkat ke Aceh dalam rangka menyelidiki suatu proyek di Taman Nasional Gunung Leuser. Namun belum sempat berangkat, tsunami menghantam Aceh dan Mutia pun kehilangan kontak dengan Zona.
Khawatir akan kondisi Zona ditambah dengan kenyataan yang baru diterimanya kalau ternyata Zona pun menaruh hati padanya, Mutia pun berangkat menuju Banda Aceh. Disana dia bertemu dengan kakak kelas jaman SMU sekaligus reporter sebuah televisi terkenal. Dari keterangan seorang dokter relawan bernama dr. Sakti, Zona berada di Aceh Jaya menjadi relawan.
Tapi sesungguhnya Zona tidak berada di Aceh Jaya. Ia terbaring di sebuah rumah sakit di Sinapura padca amputasi tangan kanannya. Laki-laki yang sempat dilihat dr. Sakti sebenarnya adalah Ari, kembaran Zona.
Saat mengetahui kalau Mutia sibuk mencari keberadaan Zona, Ari nekat menemuinya. Hanya saja Zona berpesan agar Ari tidak memberitahukan kondisi sebenarnya pada Mutia. Ia belum siap untuk jujur pada Mutia tentang kondisinya saat ini.
"Digantung" tanpa kepastian kabar dari Zona, Mutia memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan membantu pengungsi tsunami dengan mendirikan konveksi kecil-kecilan di Medan. Walaupun dr. Sakti sudah terang-terangan menunjukkan gelagat kalau ia naksir pada Mutia, tapi hidup Mutia seolah-olah hanya berfokus pada kabar Zona dan para pengungsi yang diasuhnya.
***
Sejujurnya saya sempat mewek saat awal membaca cerita ini. Teringat pada masa-masa tsunami dan ingat pada seseorang-yang-belum-terdengar-kabarnya-hingga-kini.
Dari segi cerita, sebenernya ceritanya luamayan bagus. Dewie Sekar mampu menulis cerita berlatar tsunami tanpa terdengar cengeng atau menyedihkan. Malah bikin saya ngakak khususnya di bagian panggilan Sakti untuk para saingannya yaitu Kadal #1 dan Kadal #2. Tapi sayangnya terlalu banyak sudut pandang yang digunakan penulis yang masing-masing hanya dibedakan oleh fonts yang digunakan. Ada sudut pandang Mutia, Zona, Sakti, bahkan Ari.
Kalau membaca buku ini sih, saran saya sebaiknya kamu memang sudah punya buku lanjutannya Zona @ Last karena di buku ini cerita tentang Zona benar-benar dibuat gantung oleh sang penulis. Jadi bikin gregetan pengen baca lanjutannya.
Point :
- Cover : (-)
- Story : (+)
- Character : (-)
- Writing Style : (-)
- Moral / Interesting Trivia : (-)
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkomentar. Komentar sengaja dimoderasi untuk menghindari spam.