Judul : Alita @ Heart
Sub Judul : -
Serial : Alita #2
Penulis : Dewie Sekar
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : pertama kali terbit pada Februari 2011
Tebal : 448
ISBN : 978-979-22-6699-3
Genre : Contemporary Romance
Format : paperback
Status : punya sendiri
Lokasi Cerita : Jakarta
Periode Baca : 14/08/2015 - 15/08/2015
Rating : 3/5
Review
Sub Judul : -
Serial : Alita #2
Penulis : Dewie Sekar
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : pertama kali terbit pada Februari 2011
Tebal : 448
ISBN : 978-979-22-6699-3
Genre : Contemporary Romance
Format : paperback
Status : punya sendiri
Lokasi Cerita : Jakarta
Periode Baca : 14/08/2015 - 15/08/2015
Rating : 3/5
Blurb : Apakah kesendirianku adalah aib, sementara kurasa justru Tuhan sendirilah yang memutuskan ini untukku?Kuembuskan napas kuat-kuat sambil membujuk hatiku agar tidak keterusan menyalahkan Tuhan.Tidak, Tuhan tak pernah bersalah untuk segala hal buruk yang terjadi dalam hidupku. Aku percaya Dia sungguh maha pengasih dan tahu persis apa yang terbaik bagi umatNya."Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini---baik atau buruk---pasti ada hikmahnya," kata Mas Erwin beberapa kali. Dulu sekali.Baiklah, cinta...Aku akan berusaha bersabar menunggu hikmah....Sejak kehilangan lelaki yang dicintainya, selama beberapa waktu Alita tak pernah tertarik menjalin hubungan dengan lelaki mana pun. Alita merasa sudah cukup hidup dengan kenangan. Tapi, orang-orang terdekat Alita berusaha keras membuat pintu hati Alita kembali terbuka.Akankah waktu mampu mengobati kepedihan Alita?Akankah Alita bisa menemukan lelaki yang sanggup membuat dia sepenuhnya merelakan kenangan cinta pertamanya yang manis tapi tragis?
Dua tahun setelah kematian Erwin, Alita masih belum mampu melupakan cinta pertamanya itu. Sama seperti Mas Yusa, abangnya, yang masih belum mampu melupakan Ava sang kekasih. Tapi hidup harus terus berlanjut. Mau tidak mau Alita dan Yusa harus bisa melupakan orang yang tidak akan pernah kembali itu.
Ketika Mas Yusa sibuk dengan kantor kecil dan usaha wedding organizer-nya Alita pun berusaha sibuk dengan menjadi akuntan di kantor Yusa dan memberi les tambahan pada anak-anak. Keadaan yang sama pun terjadi pada Abel yang masih belum melupakan kandasnya hubungannya dengan Juno, sang pacar. Abel juga tenggelam dalam pekerjaannya sebagai florist.
Sayang, ibu Alita dan Yusa terus-menerus mendesak mereka untuk menukah. Yah... maklum saja orangtua pengen ngemong cucu sementara Alita dan Yusa saling mendorong agar masing-masing cepat menikah agar ibu mereka tak terlalu cerewet. Akhirnya Yusa mengalah dan mencoba untuk mendekati gadis yang sejak lama dikenal dan ditaksirnya. Gadis itu tak pernah jauh dari kehidupannya. Sehingga butuh pendekatan khusus agar ia taak lari ketika mendengar pengakuan Yusa. Gadis itu tak lain adalah Abel.
Saat Yusa masih mencoba mencari jalan untuk mendekati Abel, cowok lain muncul dalam hidup Abel. Ia seorang duda muda, pengusahan restoran makanan rumahan yang sering bertandang ke toko bunga Abel. Namanya Gading. Yusa jadi uring-uringan dan Alit gusar mengetahui kedekatan Gading dengan Abel. Setiap bertemu muka dengan Gading dirinya selalu memasang wajah jutek pada cowok tersebut.
Keadaan berubah ketika Gading menolong mengantar Alit ke rumah anak asuhnya untuk mengajar. Malah Gading bersedia menjadi supir Alit sehari penuh. Sepanjang jalan mereka saling bicara yang lama-lama tentu merambat ke persoalan pribadi termasuk urusan hati. Tapi... bagaimana mereka bisa saling cinta kalau masing-masing masih terikat dengan masa lalu. Alita dengan Erwin dan Gading dengan mantan istri dan anaknya.
My Thought
Dapet buku ini dari obralan di parkiran Gramedia Gadjah Mada beberapa tahun yang lalu. Setelah dibeli langsung dianggurin di lemari hingga kemudian saya tertarik membacanya setelah membaca buku Dewie Sekar yang lain berjudul Perang Bintang.
Karena tidak membaca buku pertamanya saya tidak bisa berkomentar banyak tentang Alita. Yang saya tahu hanya Alita itu cinta mati pada Erwin dan Erwin meninggal karena AIDS. Ada 3 sudut pandang di buku ini : Alita, Yusa dan Gading. Sayangnya perbedaan sudut pandang itu hanya dibedakan oleh fonts. Tidak ada nama tokoh di awal pembuka sudut pandang baru yang membuat saya agak capek membacanya.
Cerita Yusa dan Abel jauh lebih menarik perhatian saya dibandingkan dengan Alita dan Gading yang bertele-tele dan baru kelar tepat diakhir cerita. Tapi poin positif dari buku ini, ceritanya mengalir lancar meski dari sudut pandang yang beragam dan buku ini juga bersih dari adegan ahak-ihik-uhuk-ehem yang membuat saya nyaman saat membacanya.
Satu tokoh yang menarik perhatian saya di buku ini adalah Lee, sepupu Daya yang mantannya Yusa. Kayaknya cerita Lee bakal seru kalau dibikin cerita juga. Soalnya dia juga pernah patah hati trus ketemu lagi dengan mantannya setelah sekian tahun lamanya dan... mendadak galau karena pertemuan itu sehingga Lee memutuskan untuk pindah kerja ke Nigeria atau Kupang.
kata saya mah terlalu banyak tokohnya. pasti ceritanya pindah pindah ke beberapa sudut pandang
ReplyDeleteBaca yang pertamanya lah mak, mau dipinjemin? hahaha. Seingatku Daya juga ada kisahnya di Langit penuh Daya
ReplyDelete