Penulis : Ami Weaver
Penerbit : Harlequin Books
Tahun Terbit : September 2013 (cetakan pertama)
Tebal : 256
ISBN : 9781460318485
Genre : Contemporary Romance
Format : ebook
Status : -
Lokasi Cerita : Michigan, Amerika Serikat
Periode Baca : 10/01/2015 - 12/10/2015
Rating : 3/5
Blurb : A risk worth taking?
Ever since Callie Marshall's husband died in the line of duty, leaving her and their sons behind, the boys have become her absolute priority. She's doing her best to minimize any risk to their carefully ordered world....
Ex-soldier Matt Bowden's middle name is "risk." Struggling to cope with his return to civilian life, he channels his energies into his adventure company. Callie has always been able to knock the air from his lungs, but she was his friend's wife and he's used to burying his feelings.
Now everything's changed, and Callie needs someone to step up.... Is Matt the risk she's been holding out for?
Review
Pasca kematian suaminya, Jason Marshall, Callie selalu berusaha hidup tanpa resiko. Bekerja dengan giat demi kedua anak laki-lakinya yang baru berusia 5 dan 3 tahun. Kematian suaminya yang seorang anggota pemadam kebakaran membuat Callie trauma dengan segala hal yang penuh resiko. Termasuk tidak berniat menjalin hubungan dengan pria yang mempunyai pekerjaan beresiko tinggi.
Tapi kedatangan tetangga barunya membuat Callie waswas. Si tetangga baru mempunyai anjing yang suka nyelonong keluar pagar yang bisa saja suatu saat nanti menggigit kedua anak Callie. Si tetangga baru juga ternyata bukan orang lain dalam hidup Callie. Dia Matt Bowden, teman masa kecil Jason. Pasca penugasan dari Afghanistan, Matt memutuskan berhenti dari dunia militer dan terjun ke bisnis olahraga beresiko tinggi seperti kayak atau panjat tebing.
Callie sudah bertekad menjauhi Matt. Namun kedua anak lelaki Callie punya pemikiran tersendiri. Mereka justru menyukai Matt karena Aldo, anjing peliharaan Matt cukup ramah pada mereka. Ketika angin kencang merobohkan pohon di halaman rumah Callie dan menyebabkan sebagian rumah Callie rusak parah, mau tidak mau Callie menerima tawaran Matt untuk tinggal di rumahnya hingga rumah Callie selesai diperbaiki.
Matt sendiri sebenarnya juga ingin menjauhi Callie. Tidak pantas rasanya jika ia berdekatan dengan janda sahabatnya, meski Matt sendiri berstatus lajang. Apalagi dulu mantan tunangan Matt pernah berkata padanya kalau ia adalah seorang yang tidak tepat untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Matt hanya cocok dengan dirinya sendiri. Lengkap sudah alasan Matt untuk tidak menjalin hubungan dengan siapa pun termasuk Callie.
Tapi ketika Callie dan kedua anaknya tinggal di rumahnya, Matt menjadi berpikir ulang untuk membangun rumah tangga bersama Callie meski Callie sudah jelas-jelas menyatakan tidak berminat pada Matt karena pekerjaannya yang penuh resiko.
My Thought
Pasca kematian suaminya, Jason Marshall, Callie selalu berusaha hidup tanpa resiko. Bekerja dengan giat demi kedua anak laki-lakinya yang baru berusia 5 dan 3 tahun. Kematian suaminya yang seorang anggota pemadam kebakaran membuat Callie trauma dengan segala hal yang penuh resiko. Termasuk tidak berniat menjalin hubungan dengan pria yang mempunyai pekerjaan beresiko tinggi.
Tapi kedatangan tetangga barunya membuat Callie waswas. Si tetangga baru mempunyai anjing yang suka nyelonong keluar pagar yang bisa saja suatu saat nanti menggigit kedua anak Callie. Si tetangga baru juga ternyata bukan orang lain dalam hidup Callie. Dia Matt Bowden, teman masa kecil Jason. Pasca penugasan dari Afghanistan, Matt memutuskan berhenti dari dunia militer dan terjun ke bisnis olahraga beresiko tinggi seperti kayak atau panjat tebing.
Callie sudah bertekad menjauhi Matt. Namun kedua anak lelaki Callie punya pemikiran tersendiri. Mereka justru menyukai Matt karena Aldo, anjing peliharaan Matt cukup ramah pada mereka. Ketika angin kencang merobohkan pohon di halaman rumah Callie dan menyebabkan sebagian rumah Callie rusak parah, mau tidak mau Callie menerima tawaran Matt untuk tinggal di rumahnya hingga rumah Callie selesai diperbaiki.
Matt sendiri sebenarnya juga ingin menjauhi Callie. Tidak pantas rasanya jika ia berdekatan dengan janda sahabatnya, meski Matt sendiri berstatus lajang. Apalagi dulu mantan tunangan Matt pernah berkata padanya kalau ia adalah seorang yang tidak tepat untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Matt hanya cocok dengan dirinya sendiri. Lengkap sudah alasan Matt untuk tidak menjalin hubungan dengan siapa pun termasuk Callie.
Tapi ketika Callie dan kedua anaknya tinggal di rumahnya, Matt menjadi berpikir ulang untuk membangun rumah tangga bersama Callie meski Callie sudah jelas-jelas menyatakan tidak berminat pada Matt karena pekerjaannya yang penuh resiko.
My Thought
Character & Plot : ada banyak kewajaran karakter di buku ini. Seperti Callie yang malas berhubungan dengan cowok-cowok yang punya pekerjaan resiko tinggi. Ya... memang sih ajal tidak ada yang tahu. Tapi berhungan dengan orang-orang dengan resiko pekerjaan tinggi membuat kecemasan akan terjadinya kecelakaan atau apalah itu menjadi berkali-kali lipat. Kalau dulu di salah satu buku romance yang saya baca sih si tokoh ceweknya pernah bilang "kalau melihatnya setiap pergi bertugas, selalu ada kekhawatiran apakah ia akan pulang dengan selamat atau peti jenazahnya yang datang ke rumah ini."
Kedua mantan mertua Callie juga hebat. Mereka mengasih izin pada Callie untuk "meneruskan" hidupnya pasca kematian Jason dengan salah satu caranya menjalin hubungan dengan Matt. Apalagi mereka tahu siapa Matt itu.
Ceritanya berjalan pelan. Hampir dua per tiga buku ini diisi oleh kegalauan Callie dan Matt. Ya... maklum aja sih.Callie punya trauma dan Matt rada sungkan mendekati janda sahabatnya. Tapi saya suka dengan keberanian Callie menjelang akhir cerita.
Cover & Translation : covernya manis. Sederhana banget. Dan warnanya pink, mirip dengan warna yang mendominasi blog saya ini. Bukan berarti saya penggemar warna pink sih, cuma warna pink itu kan identik dengan romantis. #ttssahh
Favorite Quotes :
Final Thought
Penerbit Harlequin sih nggak usah ditanyakan lagi tentang kemampuannya nerbitin buku-buku romance yang heartwarming, kadang bikin nyesek, kadang bikin ngakak. Dan buku ini menyisakan rasa hangat di hati saya ketika selesai membacanya.
@ Medan
18012015
Kedua mantan mertua Callie juga hebat. Mereka mengasih izin pada Callie untuk "meneruskan" hidupnya pasca kematian Jason dengan salah satu caranya menjalin hubungan dengan Matt. Apalagi mereka tahu siapa Matt itu.
Ceritanya berjalan pelan. Hampir dua per tiga buku ini diisi oleh kegalauan Callie dan Matt. Ya... maklum aja sih.Callie punya trauma dan Matt rada sungkan mendekati janda sahabatnya. Tapi saya suka dengan keberanian Callie menjelang akhir cerita.
Cover & Translation : covernya manis. Sederhana banget. Dan warnanya pink, mirip dengan warna yang mendominasi blog saya ini. Bukan berarti saya penggemar warna pink sih, cuma warna pink itu kan identik dengan romantis. #ttssahh
Favorite Quotes :
"Life is full of risk. Love is a risk. You can't protect yourself or your boys from all life's dangers forever." (Lori to Callie - Chapter 9)
Final Thought
Penerbit Harlequin sih nggak usah ditanyakan lagi tentang kemampuannya nerbitin buku-buku romance yang heartwarming, kadang bikin nyesek, kadang bikin ngakak. Dan buku ini menyisakan rasa hangat di hati saya ketika selesai membacanya.
@ Medan
18012015
Setelah baca review-nya, jadi keinget novel “Gloomy Gift” karya kk Rhein Fathia yang memiliki premis cerita yang sedikit mirip. Tokoh utamanya juga nggak mau menjalin hubungan dengan seseorang yang memiliki pekerjaan yang beresiko tinggi karena ayahnya yang seorang polisi meninggal saat bertugas. Dilihat dari ulasan tentang bukunya, kayaknya ini novel barat yang belum diterjemahin ya.
ReplyDeleteSepertinya memang masa lalu selalu mengacaukan segala sesuatu yang ingin dicapai di masa depan. Sama halnya dengan Callie dan Matt dalam novel ini. Mereka mungkin ingin bangkit, tapi takut jika masa lalu kelamnya terulang kembali.
ReplyDelete