Judul : Now You See Her
Sub Judul : Sekarang Kau Melihatnya
Serial : -
Penulis : Linda Howard
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : April 2014 (pertama kali terbit pada Mei 1998)
Tebal : 424 halaman
ISBN : 978-602-03-0385-7
Genre : Romantic Suspense
Format : paperback
Status : punya sendiri
Periode Baca : 10/05/2014 - 11/05/2014
Blurb : Sebagai pelukis berbakat berusia awal tiga puluhan, Paris Sweeney telah mencapai keberhasilan: lukisannya dijual di galeri eksklusif di New York City, dan selalu populer. Hidupnya baik-baik saja, dan ia cukup puas. Namun belakangan, hidup Sweeney diganggu oleh mimpi-mimpi yang menggelisahkan dan menyergapnya dengan rasa dingin yang membekukan. Tanpa sadar ia telah melukis adegan pembunuhan. Di luar akal sehatnya ia berulang kali kembali ke kanvas, melengkapi semua detail mengerikan sedikit demi sedikit. Dan ketika lukisannya menggambarkan dengan tepat pembunuhan atas mantan sahabatnya, Sweeney dicurigai. Apalagi dia semakin akrab dengan suami si korban. Dengan sapuan kuasnya, ia membebani dirinya dengan pengetahuan yang tidak bisa dijelaskannya atas pembunuhan itu.
Review
Paris Sweeney adalah pelukis baru di kota New York. Hasil karyanya banyak dinikmati orang dan dipajang di sebuah galeri eksklusif di kota New York. Pemilik galeri tersebut, Candra, tentu saja meraih untung besar dari penjualan lukisan Sweeney. Tapi belakangan ini Sweeney tak lagi tertarik untuk melukis aliran favoritnya. Ia lebih suka melukis dengan warna-warna gelap dan terkesan misterius. Tentu hal ini membuat Sweeney gelisah karena lukisan seperti itu jarang ditampilkan di galeri Candra. Ketika kegelisahan itu semakin memuncak, Sweeney mampu melukis dalam keadaan tidur dan ketika sadar ia sama sekali tak mengetahui kapan ia melukis gambar tersebut dan apa maksud goresan-goresan cat yang ia tuangkan ke dalam kanvas.
Keanehan pun mulai muncul dalam hidup Sweeney. Ia sering merasa kedinginan hingga bibirnya membiru, padahal cuaca sedang panas-panasnya. Ketika ia berada di jalan raya, lampu-lampu pengatur lalu lintas otomatis berubah menjadi hijau dan kendaraan menyingkir dari jalan yang ia lewati. Bahkan di apartemennya, tanaman pun tak lagi mekar sesuai musim. Selain itu, ia mulai bisa melihat hantu.
Hanya ada satu orang yang mengerti kondisi Sweeney. Ia adalah Richard Worth. Namun sebenarnya Richard terlarang bagi Sweeney karena ia adalah suami Candra. Meski saat ini rumah tangga Candra dan Richard sedang diambang perceraian akibat perselingkuhan Candra, tapi tetap Sweeney tak bisa dekat dengan Richard. Hidup dan kariernya sebagai pelukis terletak di tangan Candra.
Suatu ketika Sweeney melukis lagi dalam tidurnya. Lukisan itu menggambarkan pembunuhan seorang wanita dengan bercak darah menyebar di sekitar tubuh si perempuan. Sementara di sisi lain kota New York, Candra ditemukan tak bernyawa di apartemen barunya. Penyelidikan polisi mengarah ke Richard, sang calon mantan suami dan juga Sweeney karena ia berhasil melukis kondisi TKP dengan begitu tepat.
My Thought
Awalnya saya sudah menyiapkan diri membaca buku ini dengan berpikiran buku ini pasti berat dan berbelit-belit sebagaimana cerita suspense romance yang pernah saya baca. Cerita pembunuhannya dikemas ringan dengan sisi romance yang masih kental. Di sepanjang cerita pun diselipkan petunjuk-petunjuk yang mengarah ke si pembunuh. Dan ketika ceritanya berakhir saya merasa kurang puas dengan buku ini. Kurang tebal bukunya #eh
What I Loved
What I Didn't Loved
Rate
Keanehan pun mulai muncul dalam hidup Sweeney. Ia sering merasa kedinginan hingga bibirnya membiru, padahal cuaca sedang panas-panasnya. Ketika ia berada di jalan raya, lampu-lampu pengatur lalu lintas otomatis berubah menjadi hijau dan kendaraan menyingkir dari jalan yang ia lewati. Bahkan di apartemennya, tanaman pun tak lagi mekar sesuai musim. Selain itu, ia mulai bisa melihat hantu.
Hanya ada satu orang yang mengerti kondisi Sweeney. Ia adalah Richard Worth. Namun sebenarnya Richard terlarang bagi Sweeney karena ia adalah suami Candra. Meski saat ini rumah tangga Candra dan Richard sedang diambang perceraian akibat perselingkuhan Candra, tapi tetap Sweeney tak bisa dekat dengan Richard. Hidup dan kariernya sebagai pelukis terletak di tangan Candra.
Suatu ketika Sweeney melukis lagi dalam tidurnya. Lukisan itu menggambarkan pembunuhan seorang wanita dengan bercak darah menyebar di sekitar tubuh si perempuan. Sementara di sisi lain kota New York, Candra ditemukan tak bernyawa di apartemen barunya. Penyelidikan polisi mengarah ke Richard, sang calon mantan suami dan juga Sweeney karena ia berhasil melukis kondisi TKP dengan begitu tepat.
My Thought
Awalnya saya sudah menyiapkan diri membaca buku ini dengan berpikiran buku ini pasti berat dan berbelit-belit sebagaimana cerita suspense romance yang pernah saya baca. Cerita pembunuhannya dikemas ringan dengan sisi romance yang masih kental. Di sepanjang cerita pun diselipkan petunjuk-petunjuk yang mengarah ke si pembunuh. Dan ketika ceritanya berakhir saya merasa kurang puas dengan buku ini. Kurang tebal bukunya #eh
What I Loved
- Paris Sweeney. Sweeney ini punya pemikiran yang termasuk kolot bagi masyarakat modren saat ini tapi saya suka dengan prinsipnya tersebut. Sweeney keberatan menjalin hubungan dengan Richard karena Richard masih berstatus suami Candra meski sedang dalam proses perceraian. Salut dengan hal tersebut karena termasuk jarang ditemui saat ini prinsip yang dijalankan Sweeney.
- Ricahrd Worth. Tipenya memang seperti lazimnya para tokoh utama pria di buku-buku roman. Good looking, milyuner dan punya pendirian teguh. Yang saya sukai dari sosok Richard adalah perhatiannya kepada Sweeney. Dia tidak memaksa Sweeney menerimanya dalam hidup dan keseharian Sweeney tapi dia menunggu sampai Sweeney benar-benar siap menerimanya. Richard juga tidak suka bertindak gegabah dan penuh perhitungan terhadap apapun termasuk pada pengkhianatan yang dilakukan Candra.
- Kasus pembunuhan. Seperti yang sudah saya katakan diatas, kasus pembunuhannya memang tidak rumit. Mengalir begitu saja. Tapi yang membuatnya berbeda buku sejenis adalah kemampuan Sweeney menggambarkan lokasi TKP sedikit demi sedikit sehingga pembaca mengira pembunuhan yang terjadi bukan menimpa Candra melainkan menimpa orang lain.
- Terjemahan. Terjemahannya jempolan deh. Nyaman dibaca dengan pemilihan kata yang familiar. Typo minimalis.
What I Didn't Loved
- Cover. Buat saya cover terjemahan ini termasuk yang nggak banget. Memang ada gambar kuas yang menggambarkan buku ini ada hubungannya dengan lukisan atau pelukis. Tapi... gambar mata yang terbuka dan cuma satu itu rasanya tidak begitu tepat dengan gambar kuas tersebut. Mata tersebut bukannya menimbulkan kesan misterius tapi lebih menimbulkan kesan seram.
Rate
- 1 untuk Sweeney dan kemampuan melukisnya
- 1 untuk Richard
- 1 untuk alur ceritanya
@ Medan
12052014
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkomentar. Komentar sengaja dimoderasi untuk menghindari spam.