Judul : The Truth About Forever
Sub Judul : -
Serial : -
Penulis : Orizuka
Penerbit : Gagas Media
Tahun Terbit : April 2013 (terbit pertama pada 2008)
Tebal : 312 halaman
ISBN : 9797806243
Genre : Young Adult, Contemporary Romance
Format : paperback
Status : punya sendiri
Periode Baca : 21/03/2014 - 21/03/2014
Seberapa berharga sih satu detik itu? Tik. Sebentar saja dia langsung berlalu. Tik. Satu detik pergi lagi. Tak ada harganya. Tapi tunggu sampai kau sadar waktumu hampir habis. Tik. Kau ingat selama ini jarang beramal. Tik. Kau teringat mimpi-mimpi yang nggak sempat kau wujudkan. Tik. Kau sadar nggak cukup menyayangi keluarga dan teman-temanmu. Tik. Tik. Tik. Kau panik, takut menyia-nyiakan lebih banyak waktu lagi. Yogas merasa demikian ketika divonis nggak akan berumur panjang. Tapi bukannya memanfaatkan waktu yang tersisa sebaik-baiknya, dia malah diam-diam pergi ke Yogyakarta. Kedatangannya ke sana nggak lain untuk balas dendam kepada orang yang dianggapnya bertanggung jawab atas semua ini. Bahkan kalau perlu, mati bersama. Saat itulah cinta datang. Memberi pengharapan, membuatnya merasakan setitik kebahagiaan di dalam kelam hidupnya. Dan sekarang, keputusan itu ada di tangan Yogas. Karena cinta dan benci nggak akan pernah akur. Jadi, Yogas..., pilih yang mana? Sementara kamu berpikir.... Tik.
Kana kedatangan teman baru di sebelah kamar kosnya. Si tetangga baru itu mengaku berasal dari Mars dan bersikap super jutek pada Kana. Oh... untuk ukuran cowok, si tetangga baru itu termasuk cakep-lah. Selain mengaku berasal dari Mars, si tetangga baru itu mengaku kalau namanya Yogas.
Sebenarnya Kana merasa tak nyaman bertetangga kamar kos dengan cowok. Yah... kamar mandi di lantaui 2 tempat Kana ngekos itu hanya ada 1 dan itu artinya ia harus berbagi kamar mandi dengan Yogas. Dan hal tersebut juga berarti Kana tak lagi bisa menjemur "peralatan perang" aka. underwear-nya sembarangan. Apalagi dalam beberapa kesempatan Yogas bisa-bisanya mengetahui ukuran underwear Kana. Ugh!!! Bikin malu >.<
Yogas itu juga tipe cowok aneh. Sebentar dia bisa ramah banget, yang saking ramahnya ia bisa bercerita tentang mimpi-mimpinya dan bersedia diajak makan bareng dengan penghuni kos lainnya. Tapi Yogas bisa tiba-tiba menjadi pemarah, jutek dan bersikap dingin pada Kana.
Kedatangan Yogas ke Yogyakarta bukanlah untuk berwisata. Bukan juga untuk kuliah apalagi mencari pekerjaan seperti yang diduga Kana. Dia datang ke Yogya untuk balas dendam disisa umurnya yang tak lama lagi. Seseorang di kota pelajar itu menularkan penyakit yang hingga sekarang belum ditemukan obatnya. Dan saat ini kesempatan Yogas untuk membalas dendam agar ia bisa meninggal dengan tenang.
Tapi kehadiran Kana mengganggu konsentrasi Yogas. Meski sudah dijutekin, dimarahi hingga menangis namun Kana tetap keukeuh bersikap baik pada Yogas. Dia membawakan Yogas makan malam, membuatkan secangkir susu coklat panas, meminjamkan motornya untuk dipakai Yogas keliling Yogya, hingga membantu Yogas membersihkan kamarnya.
Kana bahkan jatuh cinta padanya. Walau mengingkarinya tapi Yogas tak bisa membodohi dirinya kalau ia juga suka pada gadis itu. Namun jika ia membiarkan dirinya jatuh cinta pada Kana, itu berarti ia merusak rencana yang telah disusunnya dengan matang sejak bertahun-tahun lalu.
Sebenarnya buku ini sempat saya baca ditahun lalu. Tapi entah kenapa saya baru beberapa halaman saya mendadak kehilangan minat pada buku ini, lantas menganggurkannya hingga berbulan-bulan. Dan saya mulai membaca ulang buku ini juga karena buku ini ingin dipinjam seseorang. Tapi ya... ternyata isinya cukup tidak membosankan. Halaman demi halaman makin membuat saya penasaran dan ngebela-belain untuk tidak membaca buku lain sebelum buku ini selesai.
- Kana. Saya suka pada sikapnya yang humoris, agak sedikit keras kepala tapi juga tegar. Apalagi ketika ia akhirnya tahu apa penyakit yang diderita Yogas. Kana sama sekali tidak mundur malah tetap mencintai dan mendampingi Yogas.
- Persahabatan Yogas dan Eno. Persahabatan mereka dimulai sejak SMU hingga berpisah karena Ebo harus kuliah di Yogya. Eno setia banget pada Yogas. Ia mengerti kalau hidup Yogas tidak lama lagi dan dia berusaha semampunya mewujudkan keinginan dan mimpi Yogas.
- Tanggapan terhadap penyakit yang diderita Yogas. Satu point untuk hal ini. Saya salut pada cara tokoh-tokoh di buku ini memperlakukan Yogas sejak mereka tahu penyakit yang diderita Yogas. Tidak ada pikiran bakal tertular penyakit tersebut kalau mereka berinteraksi dengan Yogas. Pesannya disampaikan dengan jelas sekali : JAUHI PENYAKITNYA, BUKAN ORANGNYA.
- Eksekusi cerita. Eksekusi ceritanya cukup memuaskan. Cara Orizuka menuliskannya cukup rapi, terstruktur dan tidak njelimet. Sama seperti "I For You", buku ini pun "menyimpan" kisah yang cukup membuat pembaca penasaran dan bertahan menyelesaikan buku ini.
- Cover. Cover cetak ulang dengan sampul baru ini lebih saya suka dari pada cover yang lama. Yang ini lebih soft dan lebih terkesan girlie.
- Penyakit yang diderita Yogas. Penyakitnya Yogas itu terlalu mainstream. Sudah cukup umum digunakan para penulis lain untuk buku-buku mereka Meski saya juga mengacungi jempol untuk cara Orizuka membuat penyakit tersebut tidak tampak seperti penyakit kutukan sehingga penderitanya harus dijauhi. Secara pribadi, saya lebih "suka" pada penyakit yang dipilih Orizuka untuk buku "I For You".
1 untuk covernya yang sederhana tapi manis
1 untuk tagline-nya yang mencakup keseluruhan isi buku
1 untuk reaksi tokoh-tokoh pasca terungkapnya penyakit Yogas
@ Medan
04042014
Setuju sama review-nya. Saya juga kurang suka sama penyakit yang diusung di novel ini. Udah pasaran banget. Tapi sikap yang ditunjukkan Yogas terasa natural, nggak lebay yang sampe gimana-gimana. Sebagai seorang yang mengidap penyakit mematikan, masih sangat dimaklumi jika dia bersikap begitu. Penokohan Kana juga pas. Suka sama karakternya yang sabar dan ikhlas ngadepin Yogas. :)
ReplyDeleteOverall saya sependapat banget sama review ini. Cuma cukup banyak adegan di novel ini yang sering diulang macam 'menjambak rambut' 😁 itu agak bikin gerah sebenarnya. Tapi, di luar itu saya juga suka sekali dengan sifat-sifat karakternya yah terutama Kana sih, dia tipe cewek yang menyenangkan. Dan di atas semua itu saya juga lumayan geregetan sama ending-nya yang 'Owowo' kalau menurut saya 😁😁😁
ReplyDeleteHm.... Reviewnya bikin saya penasaran sama cerita ini. Biasanya Orizuka memang punya khas tersendiri sih ya.... Kalo di review bilang cerita ini punya tokoh utama yang sakit juga hmm iya juga saya jadi teringat I For You hehe ah saya jadi penasaran mau baca
ReplyDelete