Friday, 16 May 2014

#143 Jackson Hole #3 - Deadly Silence by Lindsay McKenna

JudulDeadly Silence
Sub Judul : Kebisuan Mematikan
Serial : Jackson Hole, Wyoming #3
Penulis : Lindsay McKenna
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Januari 2014 (pertama kali terbit pada Januari 2011)
Tebal : 404 halaman
ISBN : 9786020301594
Genre : Contemporary Romance

Format : paperback
Status : punya sendiri
Periode Baca : 25/03/2014 - 03/04/2014

Sinopsis

Sebagai petugas pemadam kebakaran, Letnan Matt Sinclaire sangat berdedikasi. Ironisnya, api pula yang merenggut kebahagiaannya. Rumahnya terbakar habis, sang istri tewas di dalamnya, dan anaknya yang masih kecil, trauma dengan kejadian tersebut, lantas menjadi bisu. Namun yang paling menyakitkan, kebakaran itu diduga disengaja. Adalah Casey Cantrell, polisi penjaga hutan yang baru ditempatkan di Jackson Hole, yang membawa angin perubahan ke dalam keluarga itu. Casey, dengan sikapnya yang lembut dan keibuan, sanggup menarik hati Matt dan anaknya. Dan ketika upaya penembakan di hutan nyaris merenggut nyawa wanita itu, Matt bersumpah tidak akan membiarkan orang yang disayanginya dirampas sekali lagi.




Review

Casey Cantrell datang ke Jackson Hole, Wyoming untuk ditempatkan sebagai polisi penjaga hutan. Ia juga membawa misi pribadi yaitu untuk melupakan trauma akibat dipukuli hingga sekarat oleh lima orang laki-laki dan ditinggal begitu saja di tengah hutan sewaktu ia masih kuliah. Casey tidak pernah menyangka kalau mimpi buruk yang selalu menghantuinya setiap malam merupakan salah satu gejala PTSD (Post Traumatic Stress Disorders) hingga Casey bertemu dengan Matt Sinclaire.

Matt bukanlah seorang penderita PTSD atau pun orang yang berkompeten dalam bidang PTSD. Tapi ia paham gejala-gejalanya karena putri tunggalnya, Megan mengalami gejala serupa. Megan sering mengalami mimpi buruk dan mendadak bisu pasca kematian Bev, ibu Megan sekaligus istri Matt akibat kebakaran yang menghanguskan rumah mereka. Saat kejadian itu berlangsung, Matt tidak berada di rumah atau di pos jaga pemadam kebakaran. Ia sedang berada di luar kota mengikuti pelatihan wajib untuk para pemadam yang dilakukan secara berkala.

Pasca kebakaran itu Megan sama sekali menolak berinteraksi dengan siapa saja meski ia telah dibawa Matt ke berbagai dokter spesialis dan terapis untuk mengobati PTSDnya. Sewaktu Casey dan timnya datang ke sekolah Megan dalam rangka memperkenalkan spesies hewan yang terdapat di hutan lindung di sekitar Jackson Hole, Megan langsung berinteraksi dengan Casey. Interaksi itu langsung membuat wali kelas Megan heboh dan mengabari Matt tentang keadaan Megan.

Interaksi awal Megan dengan Casey adalah Megan mengeluarkan suara-suara tidak jelas, bukan berbicara. Tapi itu merupakan kemajuan besar karena selama ini Megan benar-benar bisu, tidak mengeluarkan suara apa pun dari mulutnya. Kedekatan Megan dengan Casey otomatis mendekatkan Matt dengan Casey. dari perbincangan-perbincangan mereka lah Casey mengetahui jika ia mengalami PTSD sama seperti Megan.

Intensitas kedekatan Casey dan Matt serta perkembangan Megan ternyata menarik perhatian seseorang yang tak senang pada hal tersebut. Orang itu menyakini Matt punya andil besar dalam kebakaran hebat yang menghanguskan rumahnya beberapa tahun silam. Matt dan timnya terlambat tiba di tempat kejadian dengan alasan terhalang oleh badai salju yang menggempur Jackson Hole. Orang tersebut pun merancang rencana agar Casey dibunuh dengan cara tak wajar, agar Matt kembali merasakan kepedihan atas kehilangan orang yang dicintai seperti yang pernah dulu terjadi.

My Thought

Oke!!! Dibanding dua seri sebelumnya saya jauh lebih menyukai buku ini. Mungkin karena faktor PTSD dan trauma yang dialami Megan dan Casey. Buku ini lebih emosional, dan membuat deg-degan dibanding pendahulunya.

Saya mengenal PTSD dari buku Almost karya Anne Elliot. PTSD itu sendiri adalah gangguan kecemasan yang terjadi setelah trauma psikologis, sering bersifat berkepanjangan (kronis). Salahsatu gejalanya adalah mengalami mimpi buruk atau kilasan ingatan tentang kejadian yang menyebabkan trauma secara berulang-ulang dan insomnia.

What I Loved

  • Matt Sinclaire. Matt ini ayah jempolan dah. Dia berusaha sebaik mungkin untuk berinteraksi dengan Megan dan berusaha banget agar Megan bisa sembuh dan kembali normal seperti yang dulu. Kedekatan Megan dengan Casey membawa keuntungan bagi Matt karena ia bisa juga dekat dengan Casey. Lama kelamaan Matt jatuh cinta pada Casey karena Casey tipikal cewek tegar dan pantang menyerah. 
  • Terjemahan. Saya suka pada terjemahannya. Selain tanpa typo, terjemahan mulus sesuai kaidah bahasa Indonesia dan ttidak ribet.


What I Didn't Loved

  • Cover. Saya tak masalah dengan gambar pemandangan hutan di musim semi. Manis kelihatannya. Tapi masalahnya terletak pada warna dasar covernya yaitu hijau pupus atau hijau muda. Mirip banget dengan cover buku sebelumnya "Shadow From The Past" yang sama-sama punya warna dasar hijau. Siwer jadinya ngeliat kedua buku tersebut.
  • Senator Peyton. Yah... dia ini tipikal anggota dewan yang super duper menyebalkan. Yang hanya memntingkan citra diri dari pada masyarakat pemilihnya. Dia juga pemarah dan pendendam. Tujuan hidupnya hanya membalas dendan. Syukurnya sang istri, Clarissa cukup likeable jadi rasa tidak suka pada senator satu ini sedikit berkurang.


Rate

1 untuk Casey dan Megan
1 untuk Matt
1 untuk terjemahannya



@ Medan
04042014

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar. Komentar sengaja dimoderasi untuk menghindari spam.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...