Judul : Magnet Curhat
Sub Judul : -
Serial : -
Penulis : Primadona Angela
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Maret 2010 (pertama kali terbit pada Maret 2010)
Tebal : 232 halaman
Genre : Contemporary Romance
Format : paperback
Status : punya sendiri
ISBN : 978-979-22-5512-6
Periode Baca : 19/03/2014 - 20/03/2014
Curhat memang mengasyikkan---tapi tidak bagi Chenoa Rosa. Statusnya yang masih single tidak menghalangi mereka yang sudah berumah tangga untuk curhat padanya. Julukan Magnet Curhat pun disandangnya dengan enggan. Toh Chenoa juga punya tempat curhat---sahabat emailnya nan misterius, Excalibur alias X. Setelah berbulan-bulan, Chenoa akhirnya mendapatkan pekerjaan sebagai asisten pribadi. Seakan hidupnya kurang rumit saja, ia jatuh cinta pada Stefan, cowok yang lebih muda, yang bekerja paruh waktu sebagai satpam dan sopir. Jati dirinya sebagai magnet curhat teruji ketika ia menyimpan sebuah rahasia. Apa Chenoa akan tetap memegang teguh rahasia yang dipercayakan padanya, meskipun dengan demikian Stefan akan menjauh darinya?
SPOILER ALERT!!!
Review ini mungkin banget mengandung spoiler.
Chenoa punya keahlian yang tidak dimiliki banyak orang. Dia mampu membuat siapapun yang berada di dekatnya untuk curhat padanya. Itu sebabnya ia dipanggil si Magnet Curhat. Bahkan saking ahlinya, dia berhasil membuat bos barunya curhat ketika ia diinterview saat melamar pekerjaan. Iya. Meski lulusan Administrasi Niaga dengan predikat cum laude nyatanya Chenoa sulit mendapat pekerjaan.
Tapi perkenalan Chenoa dengan seorang cowok membuatnya mendapat pekerjaan. Cowok itu secara tidak sengaja menabrak Chenoa di mall. Buntutnya si cowok yang belakangan Chenoa kenal memiliki nama Stefan, mengajaknya berkenalan dan menawarkan pekerjaan sebagai asisten pribadi seorang penulis buku masak terkenal. Dan sebagai balas jasa atas kebaikan Stefan, Chenoa menawarkan Stefan pekerjaan sebagai satpam di apartemen yang Chenoa dan kakaknya tempati.
Dari awal Chenoa sudah naksir pada Stefan. Dia ganteng, punya body sixpack, punya selera humor yang tinggi. Tentang pekerjaan Stefan yang seorang supir pribadi merangkap satpam, Chenoa tidak ambil pusing. Toh itu kan pekerjaan halal. Tapi masalahnya, Stefan itu lebih muda 2-3 tahun dari Chenoa T.T
^ ^ ^
Oke. Kesan saya dengan buku ini adalah ENGGAK BANGET. Ada 2 hal yang menyebabkan saya tidak begitu tertarik pada buku ini.
Masalah pertama. Terlalu banyak kebetulan yang ujung-ujungnya jadi mirip sinetron. Dan semua tokoh dalam buku ini saling mengenal. SEMUANYA!! Entah itu Chenoa, Stefan (adiknya Benni, sahabat Excalibur, gebetan Chenoa, pemilik apartemen yang ditempati Chenoa), Benni (bosnya Chenoa, pacar Aisha, abangnya Stefan), Tante Tiffany (bosnya Chenoa juga, kena juga dengan Stefan), Ruby (teman kuliah Chenoa, kenal juga dengan Tante Tiffany), Aisha (kakak Chenoa, pacar Benni), Dito (mantan Aisha, anak Jeung Yayang), Jeung Yayang (klien curhat Chenoa, ibunya Ditto) dan Excalibur (teman curhat online Chenoa, sahabat Stefan). See? Semua berhubungan kan? Jadi serasa sinetron deh.
Yang kedua. Ada banyak kalimat-kalimat yang sebenarnya tidak perlu diselipkan dalam buku ini. Contohnya nih :
- "Aku diam saja. Menunggu. Menyesap Lemon Zing-ku sedikit. Terasa menyegarkan. Cinnamon Cherry yang menciptakan minuman ini pastilah seorang jenius, atau... jangan-jangan minumannya diberi candu sehingga membuatku bisa berpikir lebih jernih dan tenang?" (hal. 148). Dari awal (seingat saya sih) tidak ada diceritakan tentang sosok Cinnamon Cherry, tapi kenapa tiba-tiba dia muncul?
- Masing-masing sibuk dengan Blackberry-nya (dan bukannya untuk bermain facebook seperti yang dilakukan kebanyak orang sok sibuk), namun saat mendengarkan suaraku mereka berdua mendongak dan tersenyum (hal. 205). Yah.. mau apapun dikerjakan seseorang dengan BBnya entah itu untuk facebook-an, twitter-an, balas email, bagi saya sih nggak perlu diperjelas apa yang sedang mereka kerjakan.
Cukup dua aja deh. Saya nggak inget yang lainnya. Dengan PoV dari sudut pandang orang pertama yaitu Chenoa doang membuat banyak kalimat-kalimat pertanyaan bertebaran di buku ini. Yah... ngerti sih maksud dari kalimat-kalimat pertanyaan itu sebagai ucapan dalam hati Chenoa atau pertentangan batinnya, atau apa saja hal yang terlintas di pikirannya. Tapi kalau kadarnya berlebihan sih ya... capek juga bacanya.
Intinya sih saya agak kurang sreg dengan buku ini. Tapi kalau ditanya saya jera kah saya membaca buku dari Primadona Angela mengingat ini buku pertama karyanya yang saya baca, maka jelas jawaban saya tidak. Saya masih ingin mencoba membaca berbagai bukunya yang lain.
1 untuk Excalibur
1 untuk sifat humorisnya Stefan
@ Medan
20032014
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkomentar. Komentar sengaja dimoderasi untuk menghindari spam.