Friday, 13 September 2013

#105 Tall, Dark, and Dangerous #4 - Everyday, Average Jones by Suzanne Brockmann

Judul : Everyday, Average Jones
Serial : Tall, Dark & Dangerous #4
Penulis : Suzanne Brockmann
Penerbit : Silhouette Books, Agustus 2007 (terbit pertama 1998)
Tebal : 256 halaman (ebook)
Genre : Romantic Suspense
ISBN : 9781426804878


Pada penugasannya kali ini anggota US Navy SEALs Harlan "Cowboy" Jones harus membebaskan sandera warga Amerika Serikat yang diculik teroris.Pembebasan itu berhasil gemilang dengan menyisakan kedekatan Cowboy degan sang sandera, Melody Evans. Satu-satunya sandera perempuan dari tiga orang sandera yang diculik.

Kedekatan itu berlanjut hingga Melody diantar pulang ke Amerika Serikat. Cowboy pun kembali ke penugasannya ke suatu tempat misterius. Kedekatan di masa pembebasan itu membawa cerita baru bagi Melody. Ia hamil. Ketika Cowboy mengetahui hal tersebut ia bertanggung jawab atas perilakunya.

Tapi Melody menolak mentah-mentah tanggung jawab Cowboy. Menurutnya ia mencari suami yang tidak membuatnya khawatir setiap pergi tugas. Yang tidak membuatnya selalu bertanya-tanya apakah suaminya akan pulang dalam keadaan selamat atau malah terbujur kaku dalam peti mati. Melody ingin suami yang biasa saja. Yang pekerjan kantoran. Dengan bahaya yang dihadapi hanya luka tergores pinggiran kertas. 

Setiap kunjungan Cowboy ditolak mentah-mentah oleh Melody. Dengan tindakan tersebut ia berharap Cowboy akan jera dan mundur. Tapi Melody lupa. Cowboy seorang anggota Navy SEALs. Tangguh dan pantang menyerah sudah menjadi prosedur standar baginya. Meski ditolak oleh Melody, Cowboy tetap keukeuh. Bahkan hingga berkemah di halaman belakang rumah Melody.


***

Oke... bukunya memang tak sesuai dengan adat ketimuran masyarakat Indonesia. Marriage by accident. Dan menolak pertanggung jawaban dari yang berbuat. Tapi di titik inilah (menurut saya) kedewasaan dan toleransi pembaca diuji. Ada yang menolak bahkan menganggap menjijikan perilaku Melody. Ada yang bersikap biasa saja. Tak dipungkiri juga ada yang setuju dengan tindakan Melody. Well... apa pun itu yang tak boleh dilakukan adalah penghakiman sepihak terhadap orang yang memilih untuk setuju/tidak setuju tindakan yang dilakukan Melody. Toh, menerima tindakan Melody bukan berarti setuju dengan tindakannya. Ingat saja prinsip, elu ya elu, gue ya gue. Ok?

Balik ke soal ceritanya.  Saya sih gak suka banget dengan insta-love yang terjadi di buku ini. Bisa saja sih insta-love itu terjadi dengan memakai sindrom sandera-hero. Si sandera yang jatuh cinta pada penyelamatnya, vice versa. Tapi saya sendiri kurang bisa menerima konsep insta-love tersebut. Belum lagi Melody dengan gaya "jual mahal tapi ngarep" yang bikin sebel. Dibandingkan dengan cerita Ronnie, Lucy, dan Mia, Melody tak cukup pantas untuk disejajarkan dengan mereka. Mengingat ketiga perempuan itu tipe perempuan tegar dan pantang menyerah.

Tapi saya suka pada kegigihan Cowboy mengejar Melody dan caranya menghadapi Andy, keponakan Melody, anak kakaknya. Aksi Navy SEALs kurang terasa dibuku ini. Karena disini Cowboy lebih banyak mengambil cuti darat daripada turun ke lapangan demi mendekati Melody.




@ Halmahera
21082013

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar. Komentar sengaja dimoderasi untuk menghindari spam.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...