Thursday, 11 July 2013

#96 The Bride Quartet #1 - Vision In White by Nora Roberts

Serial : The Bride Quartet #1
Penulis : Nora Roberts
Penerbit : Berkley Books, April 2009
Tebal : 352 halaman (ebook)
Genre : Contemporary Romance
eISBN : 978-1101031049
Sinopsis Vision In White

Review

The Bride Quartet adalah cerita empat orang perempuan yang bersahabat sejak kecil dengan passion mereka masing-masing. Ketika dewasa mereka memutuskan membuka jasa wedding organizer dengan spesialisasi sesuai passion mereka. Mac sebagai fotografer, Emma sebagai florist, Laurel sebagai baker, dan Parker sebagai wedding planner. Jasa wedding organizer itu mereka beri nama "Vows" mengacu pada sumpah yang diucapkan pasangan pengantin di hari pernikahan mereka. Seiring waktu Vows tak hanya memberikan pekerjaan bagi mereka tapi juga hidup mereka.

Mackensie Elliot sudah punya passion terhadap dunia fotografi sejak masih kecil. Saat ia mendapat hadiah kamera dari ayahnya dan menjadi fotografer di permainan "Wedding Day" yang ia mainkan bersama ketiga sahabatnya. Akrab dengan dunia pernikahan bukan berarti Mac, panggilan Mackensie percaya pada pernikahan. Mac justru anti pada pernikahan. Ironis memang.


Penyebabnya berkaitan dengan masa kecil Mac. Di umur empat tahun orang tuanya bercerai dan sejak saat itu masing-masing dari mereka berulang kali berganti pasangan dan menikah. Mac menjadi terbiasa dengan kehidupan pernikahan yang tidak stabil akibat kelakuan orangtuanya. Belum lagi sikap mereka. Ayahnya tak pernah peduli pada Mac dan Ibunya drama queen yang menjadi Mac sumber uang pribadinya. Meminta ratusan ribu dollar hanya untuk bersenang-senang dan marah besar jika tidak diberikan. Ibunya tidak pernah berpikir kalau Mac mati-matian mencari uang.

Dari sekian banyak klien yang sedang ditangani Vows, salahsatunya mempertemukan Mac dengan Carter Maguire yangt ternyata teman lamanya. Diam-diam sejak remaja Carter naksir pada Mac. Tapi Mac tidak pernah tahu karena itu hanya menjadi cerita antara Carter dan keluarganya. Saat ini Carter bekerja menjadi seorang guru sastra di sekolah mereka dulu. Kehidupannya yang tenang dan konstan berbanding terbalik dengan ritme hidup Mac yang sibuk, heboh dan berantakan. Keseharian Mac yang penuh warna itu menarik perhatian Carter hingga ia rajin menemani Mac ke berbagai acara pernikahan. Disisi lain, Mac sering melarikan diri ke rumah Carter bila ia merasa jenuh.

Mereka mulai dekat. Tapi Mac malah menjauh dari Carter. Ia takut Carter menjadi bagian dari hidupnya dan mereka mulai membuat komitmen. 

"I can't give up on her," Carter said simply. "I've been waiting for most of my life." 

Carter keukeuh tetap mengejar Mac karena Mac layak diperjuangkan. Keputusan kembali ke Mac, dia bersedia menerima mengambil resiko jatuh cinta pada Carter tau membiarkan Carter pergi saja.

"Take a breath Mac. Love's scary, and sometimes it's transient. But it worth the risks and the nerves. It's even worth the pain."

****

Sepertinya The Bride Quartet ini bakal menjadi serial favorit Nora Roberts yang lain bagi saya. Saya suka pada cara Nora Roberts bertutur. Semua hal dapat tertangkap oleh Nora Roberts termasuk deskripsi tentang perasaan Mac saat momen-momen paling tepat untuk pengambilan foto. Ia juga mampu merangkum arti fotografi. Karena fotografi bukan perkara mengambil gambar dengan kamera canggih namun tentang menemukan momen dan emosi yang tepat dan membekukannya ke dalam sebuah gambar.

Persahabatan yang tak hanya bicara tentang pekerjaan diantara empat sekawan. Kegigihan Carter mendapatkan Mac. Perjuangan Mac menolak permintaan-permintaan tidak masuk akal dari ibunya. Semua emosi tersebut bisa dirangkum oleh Nira Roberts dalam buku ini. Yang membuat buku ini menjadi wajib untuk dibaca bagi para pembaca romance.

Buku ini sudah diterjemahkan oleh Gramedia Pustaka Utama dan saya suka covernya. Nuansa pengantinnya dapat banget dan tidak berbeda jauh dengan cover aslinya.

"Some things in life are out of your control. You can make it a party or a tragedy." (Parker)



@ halmahera 02072013

2 comments:

  1. Aku udah khatam seri ini. Paling bagus memang yang kisahnya Mac. Dilanjutkan ya Put.. biar tahu gimana Mac dan Carter sampai nikah :D

    ReplyDelete
  2. agak lupa apakah sudah pernah baca bukunya Nora Roberts, sepertinya pernah karena kakak punya koleksi genre ini dan aku kadang2 suka ikutan baca... dan setelah baca resensi ini, sepertinya bukunya oke juga untuk dicari dan dibaca... ;-)

    thanks ya... :D

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkomentar. Komentar sengaja dimoderasi untuk menghindari spam.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...