Lindy, siswa miskin yang berhasil masuk ke sekolah elit SMU Tuttle Brooklyn karena beasiswa yang diterimanya. Sebagai siswa yang invisible alias tak dipandang oleh teman-teman sekolahnya ia cukup faham jika Kyle Kingsbury, cowok paling populer di sekolahnya tak akan pernah jatuh hati padanya. Ditambah lagi dengan kehadiran cheerleader cantik dan seksi bernama Sloane, pacar Kyle. Meski dalam satu kesempatan Kyle pernah berkata kepadanya jika nama Lindy mempunyai arti cantik dalam bahasa Spanyol.
Di pesta dansa akhir tahun ajaran, Kyle jelas datang bersama Sloane. Lindy sendiri juga ikut hadir dalam pesta dansa tersebut. Bukan sebagai tamu melainkan sebagai penjaga tiket. Malam itu Kyle memberikan korsase mawar putih buat Lindy. Sebenarnya sih korsase itu bukan buat Lindy, tapi buat Sloane.
Tapi entah mengapa Sloane menolak memakai korsase itu. Dari pada menjadi penghuni tong sampah, Kyle memberikan korsase itu buat Lindy. Lagi-lagi Lindy cukup tahu diri. Dia sadar arti pemberian korsase itu. Tapi baginya korsase itu adalah hadiah terindah yang pernah ia terima. Mawar pun menjadi pengingat Lindy akan sosok rupawan Kyle.
Sayang Kyle tak pernah muncul sejak pesta tersebut. Seluruh penghuni sekolah pun tak tahu kemana perginya Kyle.Lindy sendiri bertanya-tanya dimana sosok Kyle. Tapi ia sendiri pun punya masalah di rumah. Menghadapi ayah yang suka mabuk dan tak punya pekerjaan tetap ditambah lagi lingkungan tempat tinggal yang rawan kejahatan membuat Lindy harus terus mawas diri hingga ia lupa jika Kyle tak juga muncul di sekolah.
Suatu saat ayah Lindy pulang membawa kabar buruk bagi Lindy. Ia harus tinggal bersama teman sang ayah jika ia tak ingin ayahnya masuk penjara. karena sang Ayah meminjam sejumlah uang pada sang teman Ayahnya hanya berkata temannya itu seorang remaja laki-laki seumuran dirinya.
Berat hati Lindy menyetujui ide untuk menebus kesalahan sang Ayah dengan tinggal bersama teman ayahnya di sebuah rumah besar. Tapi Ayahnya tak pernah berkata jika sebenarnya ia bukan tinggal bersama seorang remaja laki-laki melainkan seorang monster.
Walaupun monster itu menyediakan kamar mewah, baju-baju bermerek, bahkan banyak buku buat Lindy ia masih saja merasa benci pada sang monster. Ia memutuskan untuk tidak pernah keluar kamar agar tak pernah bertemu dengan monster yang belakangan ia ketahui bernama Adrian. Syukur setiap jam makan tiba, makanan selalu diantar ke kamarnya oleh pengurus rumah tangga yang bernama Magda.
Menurut Magda dan Will, guru privat Adrian sekaligus Lindy jika ia bersedia diajar oleh Will, Adrian bukanlah orang jahat. Ia hanya kesepian dan butuh teman seumuran dengannya. Sementara Magda dan Will berusia jauh diatasnya. Penasaran akan sosok Adrian, akhirnya Lindy mulai keluar kamar. Penjelajahannya di rumah besar itu berakhir di rumah kaca. Rumah kaca itu penuh dengan mawar. Wangi langsung saja mengingatkan Lindy pada Kyle yang kini tak tahu rimbanya. Dan disaat itulah ia bertemu Adrian.
Sayangnya saya membaca Beauty and the Beast versi modren ini terlebih dahulu. Melangkahi cerita utamanya yaitu Beastly, yang kabarnya cerita dari sudut pandang Adrian. Sementara cerita ini berdasarkan sudut pandang Lindy. Tapi yang pasti saya suka dengan cerita dongeng yang dibalut dengan sentuhan modren seperti cerita ini.
Penulis : Alex Flinn
Penerbit : Harper Teen, 31 Januari 2012
Tebal : 144 halaman
Serial : Kendra's Chronicles #1,5
Lokasi cerita : Brooklyn, US
Format : ebook
Kategori : Young Adult
ISBN : 9780062117427