Tuesday, 11 September 2012

#53 Almost by Anne Elliot


Tidak ada data pasti berapa jumlah kasus pemerkosaan yang terjadi di baik di Indonesia maupun di luar negeri. Namun yang pasti permekosaan meninggalkan trauma mendalam bagi para penderitanya. Itu bagi mereka yang diperkosa, bagaimana ceritanya bagi mereka yang hampir saja diperkosa?

Jess Jordan tahu jawabannya. Saat masih menjadi murid baru di SMUnya, suatu malam Jess kabur dari rumahnya dan mengikuti pesta yang diadakan para pemain softball disekolahnya. Di pesta tersebut ia bertemu dengan Gray Potter dan nyaris diperkosa.

Pasca kejadian itu Jess tidak dapat mengingat apa pun yang terjadi malam itu meski mimpinya selalu berisi tentang kilasan-kilasan kejadian malam itu. Sementara Gray mendapat ultimatum dari orangtua Jess untuk menjauhi Jess dan hilang dari pandangan serta hidup Jess. Selama tiga tahun pasca kejadian itu, Jess menjadi sosok yang anti sosial dan aneh. Menjelang tahun terakhirnya, Jess bersiap untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang kuliah. Tapi mengingat trauma yang pernah dialami Jess, ia ragu orangtuanya mengizinkannya untuk kuliah. Untuk menghindari hal tersebut Jess membuat list cara untuk terlihat normal. Caranya adalah dengan memiliki pekerjaan part time sepanjang musim panas dan.... PUNYA PACAR.


Jess kemudian melamar ke Geekstuff.com. Perusahaan itu menerima satu orang karyawan magang untuk musim panas ini dan diakhir serangkaian tes tersisa dua orang kandidat. Jess dan Gray adalah kandidat tersebut. Bagi Gray, pekerjaan tersebut amat sangat dibutuhkannya. Bayaran sebesar 8000 Dollar cukup untuk membayar uang masuk kuliahnya. Sementara bagi Jess, Geekstuff.com adalah jalan untuk dapat terlihat normal dan diizinkan kuliah.

Agar sama-sama dapat bekerja di Geekstuff.com, Jess memberikan penawaran kepada Gray. Jess bersedia tidak digaji asal dia tetap bisa bekerja di Geekstuff.com dan ia membayar Gray sebesar 8000 Dollar asalkan Gray bersedia menjadi pacar pura-puranya sepanjang musim panas. Kesepakatan terjadi dan... Jess punya pekerjaan sekaligus punya pacar. Tapi Jess lupa pada orangtuanya. Orangtua Jess menuntut Jess untuk bertemu dengan Gray. Sedangkan Gray dilarang untuk mendekati Jess. Apalagi sejak kejadian malam itu, Gray terus-terusan merasa bersalah kepada Jess. Bagaimana Gray bisa menghindar dari orangtua Jess sekaligus tetap bisa menjadi pacar bayaran Jess?

Oke. Cukup ceritanya. Yang pasti sepanjang membaca buku ini saya merasa geram pada orangtua Jess. Mereka berpikir apa yang mereka lakukan pastilah yang terbaik buat Jess. Keputusan sepihak mereka justru membuat Jess semakin trauma dan orang lain yang tidak bersalah menanggung perbuatan yang tidak dilakukannya.

Yang saya sukai dari buku ini terletak pada ide cerita dan sudut pandang yang digunakan. Amat sangat jarang ada buku yang mengambil cerita tentang trauma pasca hampir diperkosa. PoV dari sisi Jess maupun Gray membuat emosi yang dirasakan masing-masing tokoh menjadi lebih dalam. Pesan moral yang terselip dalam buku ini menurut saya lebih ditujukan kepada orangtua. Pesan bahwa anak juga seorang manusia yang butuh didengar dan dipahami  pemikiran dan perasaannya. Pesan lainnya yaitu tentang berbagi, berbicara kepada yang lain. Seberat apapun beban yang dimiliki, bila kita mempunyai teman untuk berbagi cerita, pasti akan terasa ringan. Satu lagi yang saya sukai adalah tidak banyak tokoh dalam buku ini dan cerita yang disajikan hanya seputaran Jess dan masa lalunya.

Oh... Jess itu orangnya kreatif. Satu stiker yang dipasang Jess di bumper mobilnya cukup menggelitik. Tulisan stiker itu : "Member BBB : Boys in Books are Better". Setuju dengan Jess? Saya iya.

Ending yang dipaksakan agar cepat selesai adalah hal yang tidak saya sukai di buku ini. Harusnya "pembicaraan" antara Jess dan orangtuanya bisa lebih panjangnya lagi. Rasa menyesal yang dirasakan orangtua Jess seharusnya bisa lebih dalam lagi karena sudah menyebabkan Jess tersiksa selama tiga tahun.

Diperkosa atau hampir diperkosa memiliki efek trauma yang sama pada para korbannya. Yang membedakan hanyalah masalah waktu. Para korban yang hampir diperkosa memiliki waktu yang menyebabkan mereka tidak jadi diperkosa, entah itu karena polisi keburu datang atau lain hal. Tapi efek yang mereka rasakan tak beda jauh dengan korban sesungguhnya. Sayangnya tak ada support group bagi para korban yang hampir diperkosa. Para korban itu juga memiliki pertanyaan "bagaimana jika mereka benar-benar diperkosa" yang biasanya ada di benak mereka.

FYI : selain masuk dalam kategori Young Adult, buku ini juga masuk dalam kategori PTSD Fiction. PTSD merupakan akronim dari Post Traumatic Stress Disorders, yaitu gangguan kecemasan yang terjadi setelah trauma psikologis, sering bersifat berkepanjangan (kronis). Salahsatu gejalanya adalah mengalami mimpi buruk atau kilasan ingatan tentang kejadian yang menyebabkan trauma secara berulang-ulang dan insomnia. Di buku ini, Jess memberikan gejala yang serupa.

Anne Eliot adalah seorang penulis keturunan Italia-Kanada (ibu) dan Irlandia-Amerika (ayah) yang tinggal di Colorado. Seorang relawan, freelance web developer, dan online marketer. Ia bisa dijumpai di situs pribadinya di http://anneeliot.com/.

Judul : Almost
Penulis : Anne Eliot
Penerbit : Butterfly Books
Tebal : 389 halaman
Kategori  : Young Adult


4 comments:

  1. Dapet ebook ini dari mana?
    Aku pengen baca nih habis liat review-mu.
    Aku pernah baca manga yang agak-agak mirip gini, trus jadi mikir kok pengetahuan tentang date rape ma efeknya bagi si korban jarang dibahas ya di Indonesia.
    Pengen deh baca yang ini..hehehe

    ReplyDelete
  2. Kayaknya bagus. Jadi pengen. Dapet darimana ebook-nya, Uthie?

    ReplyDelete
  3. Makasih ya, Putri. Bukunya keren. Moving banget.

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkomentar. Komentar sengaja dimoderasi untuk menghindari spam.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...