Sunday, 29 July 2012

#48 Comanche #2 - Comanche Heart by Catherine Anderson

“Minta aku untuk memotong tangan kananku untukmu, dan aku akan melakukannya. Minta aku untuk mengorbankan nyawaku untukmu, dan aku akan melakukannya. Tapi, kumohon, jangan meminta aku untuk menyerahkanmu sekarang setelah aku menemukanmu kembali. Jangan minta aku melakukan itu, Amy.” (Swift Lopez - p. 66)

Merasa lelah menjalani hidupnya menjadi seorang comancheroyang tak tentu arah, Swift memutuskan untuk kembali menjemput tunangannya, Amy, di Oregon. Namun ia hanya mendapati gundukan tanah  beserta sebuah nisan di belakang rumah orang tua Amy. Seketika Swift merasa hidupnya tak berharga lagi. Alasannya untuk pulang dan menetap telah terkubur bersama mimpinya. Dalam keadaan gundah ia kembali ke rombongan comanchero dan melanjutkan petualangan mereka.

Sekian jauh berkelana, akhirnya Swift tiba di Wolf's Landing. Alangkah terkejutnya ia ketika menginjakkan kaki di kota itu suara pertama yang ia dengar adalah suara Amy. Keterkejutannya makin bertambah saat ia menemukan kembali sahabat masa kecilnya, Hunter dan keluarganya. Swift pun memutuskan untuk berdiam di Wolf's Landing dan berusaha untuk kembali meyakinkan Amy jika ia tetaplah tunangan Swift sejak berumur belasan tahun menurut adat Comanche.

Di pihak Amy, ia tak percaya sekian tahun berlalu Swift tiba-tiba muncul di hadapannya dalam sosok comancheroyang ditakutinya. Terlebih lagi Swift menuntut untuk memenuhi janji pertunangan yang sempat diucapkannya saat masih anak-anak dulu. Namun saat Swift harus menjalani hukuman gantung, Amy jadi bertanya-tanya benarkah dirinya takut pada sosok Swift yang sekarang ini ataukah ia takut untuk jatuh cinta lagi????

Buku ini buku kedua dari cerita Comanche. Lagi-lagi saya membacanya tidak berurutan. Pada awalnya gerah, gemes, emosi saat melihat sosok Amy. Jauh-jauh Swift mencarinya, malah sempat sudah merasa tak punya alasan untuk hidup saat melihat nisan Amy, eh Amy kok malah mengusir Swift bahkan sempat memenjarakannya. Tapi makin ke belakang, saat masa lalu Amy terungkap, saya jadi mengerti mengapa Amy melakukan hal seperti itu dan mengapa ia membenci sosok comanchero.Namun Amy terlalu tenggelam dalam masa lalunya dan itu cukup mengesalkan juga lama-lama.

Petuah-petuah bijaksana Comanche tak terlalu banyak didapati disini. Tak seperti Indigo Blue dan Comanche Magic. Diskriminasi terhadap kaum Indian Comanche pun tak juga banyak. Buku ini hampir seluruhnya didominasi oleh kisah Amy menghindari Swift sedangkan Swift mengejar Amy. Mereka berdua seperti bermain petak umpet gitu....

Meskipun begitu... Ada beberapa kutipan yang saya sukai, diantaranya...

"Tetap arahkan pandanganmu ke cakrawala, Rambut Emas. Apa yang ada di belakangmu adalah untuk kemarin.(Swift Antelope - p. 16)

"Apa kau pikir keberanian berarti menjadi tidak kenal takut? Atau menantang? Keberanian yang sebenarnya adalah, mengambil tiga langkah saat itu membuatmu takut." (Swift Lopez - p. 285)

Tentang covernya... ya... cukup berasa Indian lah dengan adanya gambar tepee (rumah khas Indian) sebagai covernya. Namun saya tetap tak tergugah dengan covernya. Hehehe... Masalah typo yang ada, memang typo masih bertebaran dimana-mana. Agak sedikit terganggu tapi masih bisa dinikmati dengan nyaman kok.

Judul Saduran : Akhir Penantian
Penulis : Catherine Anderson
Penerbit : Dastan Books
Halaman : 480
Serial : Comanche #2
Kategori : Historical Romance
ISBN : 9786028723701
Rating : 3 dari 5 smileys untuk Amy yang selalu terbelenggu masa lalunya


2 comments:

  1. pasangan ini favoritku dari semua serial comanche.

    tapi kebanyakasih lebih suka loretta-hunter

    ReplyDelete
  2. kayaknya bakal re-read ne novel comance-nya catherine anderson (kalo ada waktu).. suka banget ama karya CA ^^

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkomentar. Komentar sengaja dimoderasi untuk menghindari spam.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...