"Kau tidak bisa membiarkan orang-orang ini - bahkan yang benar-benar asing - untuk melihatmu bersama Ben jika hubungan kalian sewaktu-waktu tidak berhasil. Kau benar-benar yakin bahwa seharusnya kau tidak boleh terlihat dalam situasi romantis dengan orang yang tidak akan menjadi suamimu." (Chel - p. 115)
Ini adalah kisah cewek bertemu cowok. Cowoknya tampan sementara si cewek biasa-biasa saja, dengan rambut ikal yang liar seperti medusa. Ih. Ada kesalahpahaman, tokoh antagonis yang kejam, dan pernyataan cinta yang tepat waktu .... Yah, baiklah, ini memang cerita romantis. Tapi tolong dicatat, tidak ada perempuan berpakaian ketat di pelukan perampok berotot di sampul tipisnya; aku bukan cewek seperti itu.
Aku seorang cewek yang sehari-harinya menjalani kehidupan normal. Dan aku tidak bisa mengerti kenapa Ben—yang setampan dewa Yunani—ingin menjadi temanku. Apakah karena kami berdua bisa bermain gitar dan menyukai es krim dengan rasa yang sama? Atau apakah dia ingin dekat-dekat denganku agar aku bisa membantunya menyelesaikan tugas kuliah? Kuharap tidak, karena aku sama sekali tidak tertarik pada cowok yang memanfaatkan cewek seperti itu. Tidak, terima kasih.
Tapi aku sangat tertarik pada Ben. Dia benar-benar pria terhormat—tokoh jagoan dalam novel romantis sungguhan. (Seperti Mr. Darcy yang terdaftar di kelas sejarah seniku.) Mungkinkah ini nyata? Ataukah obsesi romantisku yang konyol berhasil mengelabuiku—sekali lagi?
^^^^^^^^^
Tersebutlah Sarah, seorang cewek yang tak begitu cantik, berambut megar dan kasar seperti Medusa, yang memilih jurusan kuliah atas ucapan seorang sahabat SMU. Chel, sahabatnya berkata ada seorang cowok super ganteng yang menjadi asisten dosen di salah satu mata kuliahnya. Penasaran akan sosok cowok yang dimaksud, Sarah lantas mengambil jurusan tersebut. Tentu saja, cowok inceran itu hadir di mata kuliah yang diajarkan seorang dosen menyebalkan, sebagai asisten sang dosen.
Ternyata Sarah tak perlu bersusah payah untuk mengenal lebih jauh cowok yang memperkenalkan dirinya sebagai Ben. Ben mengadakan kelompok belajar bareng untuk mahasiswa yang mengambil mata kuliah yang dipegangnya. Tak hanya ilmu yang berkaitan dengan perkuliahan, kelompok belajar tersebut juga mendekatkan Sarah dan Ben. Siapa sangka, mereka sama-sama hobi bermain gitar dan menyukai satu jenis es krim. Kedekatan mereka tetap saja tak membuat Sarah pede bersama Ben. Ia masih saja merasa jika Ben berpura-pura bersikap baik padanya atau hanya ingin mengambil keuntungan darinya.
^^^^^^^^^
Cerita dalam buku ini cukup sederhana, umum tanpa ada gebrakan baru dan dapat ditebak akhir ceritanya. Cerita tentang seorang cewek yang memiliki rasa pede nyaris mendekati angka nol yang jatuh hati pada seorang cowok dengan kegantengan dan popularitas yang dikagumi oleh cewek-cewek seantero kampus/sekolah. namun, ada yang berbeda dari cerita ini. Tokoh utama ceweknya bukanlah tipikal cewek yang lemah lembut, berkaca mata tebal, penyendiri, tertutup, dan sering menjadi bahan bully teman-teman sekampusnya.
Sarah punya perasaan yang super tidak sensitif. Khususnya yang menyangkut perasaannya terhadap Ben dan perasaan Ben terhadapnya, yang membuat cerita ini menjadi kocak. Selain itu dirinya juga pintar namun tidak kuper, meskipun dia tidak berpakaian layaknya model namun gaya berpakaiannya tak dapat disebut aneh. Pesan singkat namun dalam yang disampaikan buku ini adalah setiap cewek bagaimanapun bentuk tubuhnya, harus percaya diri akan kelebihan dan kekurangan tubuhnya serta menerima itu semua sebagai satu bagian dari dirinya.
Di cerita ini, Sarah tak ada sedikit pun berusaha mengubah rambutnya yang megar itu dengan jalan bantuan alat pelurus rambut atau salon, dia hanya berusaha lebih merapikannya dan tidak terganggu terhadap rambutnya yang aneh itu. Sangat jarang dijumpai buku-buku dimana tokoh utama ceweknya menerima keadaan tubuhnya. Sejak awal hingga akhir cerita Sarah tetaplah Sarah yang berambut megar dan kasar, hanya gaya berpakaiannya yang sedikit berubah.
Bicara tentang cover, saya cukup suka dengan covernya. Permainan warnanya menarik namun simpel hanya dengan beberapa warna seperti biru, pink, putih, dan hitam. Bentuk rambutnya juga dapat diandaikan seperti rambut medusa. Tagline-nya juga cukup menarik perhatian dengan kalimat "Ini bukan novel romantis biasa". Cover terbitan Shadow Mountain pada tahun 2010 juga cukup menarik.
Judul : My Ridiculous Romantic Obsessions
Penulis : Becca Wilhite
Penerbit : Penerbit Atria
Halaman : 270
Kategori : Young Adult
ISBN : 9789790244887
Rating : untuk Sarah yang rada bloon.
aku udah baca buku ini!! Agak-agak garing ceritanya walau sebenernya nilai moralnya bagus. Hehe
ReplyDelete@mbak nana : agak garingnya mungkin karena buku ini terlalu remaja gitu kali mbak juga karena nggak ada konflik yang berarti sehingga ceritanya datar...
ReplyDeletetapi aku tetep suka karena pesan moralnya bagus...