“Pasangan yang sudah menikah terkadang marah terhadap satu sama lain. Bertengkar hebat. Seorang pria yang mempunyai kekuatan yang sebesar bubuk mesiu hingga bisa melemparkannya ke neraka tidak akan menggunakan kepalan tangannya untuk menyelesaikan perselisihan. Aku akan pergi keluar dan menenangkan diri sebelum aku sampai memukulmu. Aku berjanji.” (Rafe Kendrick – p. 311)
Setelah ibunya menikah lagi, kehidupan Maggie Stanley seolah berubah menjadi neraka. Setiap hari, ia disiksa secara lahir dan batin oleh ayah tirinya yang ternyata hanya menginginkan harta mereka. Akhirnya, Maggie yang putus asa lari dari rumah dengan membawa bayinya yang masih kecil pada suatu malam yang bersalju.
Sementara itu, Rafe Kendrick yang telah kehilangan keluarganya karena kecelakaan, melewatkan hari-harinya dengan bermabuk-mabukan. Sampai pada suatu malam yang dingin, Rafe bertemu dengan Maggie dan bayinya. Pada awalnya, Rafe tidak memedulikan mereka, namun lama-kelamaan ia mendapati kalau di dalam jiwanya mulai tumbuh perasaan ingin melindungi Maggie dan anaknya serta tidak ingin melepaskan mereka. Tapi Rafe juga memiliki ketakutan tersendiri, ia takut kehilangan orang-orang yang dicintainya untuk kedua kalinya. Sementara itu, Maggie yang telah mengalami penderitaan bertubi-tubi bersumpah bahwa ia tidak akan pernah memercayai laki-laki lagi. Namun, kelembutan Rafe membuat hatinya tersentuh.
Sanggupkah Rafe menyembuhkan luka hati Maggie yang telah terpahat begitu dalam dan membuat Maggie jatuh cinta padanya? Mampukah mereka berdua menggapai kebahagiaan dengan hati yang begitu rentan?
Sementara itu, Rafe Kendrick yang telah kehilangan keluarganya karena kecelakaan, melewatkan hari-harinya dengan bermabuk-mabukan. Sampai pada suatu malam yang dingin, Rafe bertemu dengan Maggie dan bayinya. Pada awalnya, Rafe tidak memedulikan mereka, namun lama-kelamaan ia mendapati kalau di dalam jiwanya mulai tumbuh perasaan ingin melindungi Maggie dan anaknya serta tidak ingin melepaskan mereka. Tapi Rafe juga memiliki ketakutan tersendiri, ia takut kehilangan orang-orang yang dicintainya untuk kedua kalinya. Sementara itu, Maggie yang telah mengalami penderitaan bertubi-tubi bersumpah bahwa ia tidak akan pernah memercayai laki-laki lagi. Namun, kelembutan Rafe membuat hatinya tersentuh.
Sanggupkah Rafe menyembuhkan luka hati Maggie yang telah terpahat begitu dalam dan membuat Maggie jatuh cinta padanya? Mampukah mereka berdua menggapai kebahagiaan dengan hati yang begitu rentan?
Cinta adalah tentang bagaimana kau meyakinkan dirimu sendiri bahwa kau hidup di masa sekarang, bukan di masa lalu.
Melarikan diri dari penyiksanya dalam keadaan kelaparan bersama bayinya yang baru lahir yang terus-menerus menangis karena kelaparan di tengah dinginnya cuaca musim dingin, saat itulah Maggie Stanley bertemu dengan Rafe Kendrick, yang masih dalam pengaruh alkohol. Satu peristiwa yang berlanjut ke peristiwa lainnya, membuat hubungan Maggie dan Rafe menjadi semakin akrab.
Saat Rafe menawarinya jalan keluar yang dapat menyelesaikan semua masalah yang dialaminya, Maggie menolak mentah-mentah. Namun Rafe selalu saja memiliki jawaban atas semua bantahan Maggie.
"Tidak ada pria dengan pikiran waras menginginkanmu untuk menjadi orang lain selain dirimu sendiri, dan aku jelas-jelas waras." (p. 199)
Suatu malam, setelah pulang dari kota, Maggie dan Rafe bertengkar hebat. Dan segala yang disimpan Maggie selama ini pun terkuak. Tapi sayang, Maggie lebih memilih lari daripada mendengarkan penjelasan Rafe.
"Itulah yang sebenarnya. Selain dari bagaimana hal itu sudah melukaimu, aku tidak peduli apa yang terjadi di masa lalumu. Tidak ada efeknya pada perasaanku untukmu. Apakah kau mengerti?" (p. 416)
Peristiwa penculikan Maggie beserta Jamie, bayinya yang dialaminya membuat Maggie bertanya kembali benarkah selama ini Rafe tulus mencintainya dan bersedia mengorbankan nyawanya seperti yang selalu ia katakan.
"Tidak akan. Aku terlalu mencintainya untuk membiarkannya terluka." (p. 561)
Lagi-lagi Catherine Anderson mengangkat cerita dengan latar belakang heroine yang mengalami trauma akibat kekerasaan seksual. Cerita masa lalu tersebut memang mengundang simpati, namun lama kelamaan hingga menjelang akhir cerita, karakter heroine yang masih tidak percaya pada suami barunya yang jelas-jelas bersikap baik dan tulus padanya malah membuat karakternya jadi menyebalkan.
Bicara tentang cover, walaupun cover terbitan Dastan terasa manis, dengan gambaran rumah bertingkat dilatar belakangi oleh barisan pegunungan dan hutan kecil serta di halaman depan tampak padang rumput yang luas berserta padang bunga dengan bunga berwarna merah yang sedang mekar, namun terasa kurang tepat dengan isi buku yang menyatakan cerita berlangsung pada suasana musim dingin.
Dari dua belas edisi buku ini yang telah diterbitkan oleh banyak penerbit, saya lebih menyukai terbitan dari J'ai lu, Perancis pada Januari 2012 yang lalu, karena dengan latar cerita musim dingin, gambaran seorang wanita yang bisa diandaikan sebagai heroine yang sedang menunggu dibawah lindungan payungnya menahan salju yang turun semakin banyak.
Dari dua belas edisi buku ini yang telah diterbitkan oleh banyak penerbit, saya lebih menyukai terbitan dari J'ai lu, Perancis pada Januari 2012 yang lalu, karena dengan latar cerita musim dingin, gambaran seorang wanita yang bisa diandaikan sebagai heroine yang sedang menunggu dibawah lindungan payungnya menahan salju yang turun semakin banyak.
Judul : Baby LoveJudul Saduran : Hati Yang RapuhPenulis : Catherine AndersonPenerbit : Dastan BooksHalaman : 568Serial : Kendrick/Coulter/Harrigan #1Kategori : Historical Romance
Catherine Anderson adalah salah 1 penulis favoritku karena aku suka tokoh yang digambarkan Catherine sangat realistis, sisi suram dan sisi baik semua ada pada mereka. Ceritanya juga sangat membumi dan tidak selalu mewah dan glamor ^_^
ReplyDeleteAku penasaran sama Baby Love, pengen beli tapi lupa terus karena tergoda sama novel2 Dastan yang lebih baru, hahahaha >_<
- Utie